Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, membentuk tim khusus untuk membantu para korban penembakan dalam konflik lahan yang terjadi di Kabupaten Bengkulu Selatan pada Senin lalu. Insiden tersebut menyebabkan lima petani mengalami luka tembak dan kini masih menjalani perawatan medis. “Ada lima poin tugas tim yang dibentuk Pemprov,” ujar Gubernur Helmi pada Rabu (26/11).
Lima tugas tersebut meliputi: pertama, memberikan bantuan hukum kepada seluruh korban melalui advokat Pemerintah Provinsi Bengkulu. Kedua, memastikan seluruh korban luka mendapatkan pelayanan medis terbaik secara gratis hingga benar-benar pulih. Ketiga, menanggung kebutuhan harian keluarga korban selama masa pemulihan agar mereka tetap dapat menjalani kehidupan dengan layak. Keempat, menyediakan beasiswa khusus bagi anak-anak korban yang masih menempuh pendidikan tinggi, sebagai bentuk dukungan jangka panjang. Kelima, melakukan program bedah rumah bagi korban yang tempat tinggalnya dinilai tidak layak huni.
Gubernur Helmi menegaskan bahwa proses hukum sepenuhnya diserahkan kepada Polda Bengkulu. Ia meminta seluruh pihak menunggu hasil penyidikan aparat kepolisian. “Ini tidak bim salabim. Harus ada pendalaman, ada proses. Kita tunggu ya,” ujarnya.
Konflik lahan tersebut memanas ketika warga meminta penghentian aktivitas penggusuran karena lahan yang disengketakan belum memiliki kejelasan status. Namun permintaan tersebut tidak direspons, sehingga alat berat tetap beroperasi dan memicu ketegangan. Situasi berkembang menjadi bentrokan hingga terjadi aksi penembakan.
Daftar korban dari pihak petani meliputi: Buyung Saripudin (74) asal Desa Tungkal I; Edi Susanto (61) dari Jln. SMA Karya; Edi Hermanto alias Pak Bintang (49) dari Desa Pagar Gading; Lin Surman (41) dan Suhardin (60), keduanya berasal dari Desa Kembang Seri. Sementara itu, korban dari pihak PT ABS adalah Apriki Hardiarta (39), wiraswasta asal Desa Padang Manis, Kecamatan Kaur Utara.
