Marak PHK! Ayo Menjaga Iklim Usaha

Ilustrasi usaha membatik. (Foto: antara/nb)

Sahabat nuansa, tahukah anda banyak yang mengalami PHK jumlahnya cenderung terus meningkat. Sektor padat karya tekstil, misalnya, yang sensitif dengan isu ini.

Faktornya tidak hanya internal masing-masing perusahaan, tetapi ada penyebab eksternal seperti persaingan dengan produk impor. Kondisi ini turut menyumbang adanya PHK.

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah beberapa waktu lalu mengatakan, ada sejumlah perusahaan di Indonesia yang tidak mampu bersaing dengan dinamika pasar, dan tidak mampu menyesuaikan produknya dengan permintaan konsumen. Akibatnya, perusahaan seperti itu tidak mampu bertahan, lalu melakukan PHK.

Berdasarkan laman satudata.kemnaker.go.id, jumlah pekerja yang mengalami PHK di 34 provinsi sepanjang 2022 mencapai lebih dari 25 ribu orang. Sementara, Januari - Desember 2023 angka PHK di 34 provinsi melonjak menjadi lebih dari 359 ribu.

Pada Januari - Maret 2024, jumlah pekerja yang mengalami PHK mencapai lebih dari 23 ribu. Diprediksi tren PHK masih terus terjadi di sektor padat karya.

Faktor utama PHK di antaranya karena perlambatan ekonomi dunia, yang menyebabkan anjloknya permintaan pasar. Baik, pasar ekspor utama produk industri tekstil maupun produk tekstil.

Ditambah, serbuan barang tekstil impor, baik legal maupun ilegal. Situasi itu mengikis porsi pasar bagi industri di dalam negeri.

Karena itu pemerintah perlu menjaga iklim usaha dalam negeri agar kondusif, di tengah perekonomian global yang tidak menentu. Sebab, ketika sektor kerja formal mengalami PHK, pekerja biasanya beralih ke sektor informal.

Apabila iklim usaha tidak kondusif, pasti pekerja yang kembali dirugikan. Kita berharap gelombang PHK tidak terus terjadi di Indonesia, sehingga kondisi ekonomi nasional di masa mendatang bisa stabil. (er)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *