Gemerlap dihiburan, Pedagang Pasar Malam Setia Negara Curup Mengeluh Sepi

Pasar malam seharusnya bisa menjadi momentum kebangkitan ekonomi kecil di tengah lesunya daya beli masyarakat (foto; joko/nuansabengkulu.com)

Rejang Lebong – Di balik gemerlap lampu dan sorak-sorai hiburan fantasi dari Bengkulu yang meramaikan pasar malam di Lapangan Setia Negara Curup, terselip keluhan dari para pedagang kecil. Mereka mengaku justru mengalami penurunan penjualan meski pengunjung ramai setiap malam.

Acara yang digelar sejak 4 hingga 20 September itu sejatinya menjadi wadah hiburan rakyat sekaligus peluang ekonomi bagi pedagang lokal. Namun, setelah satu minggu berjalan, banyak pedagang menilai kegiatan ini lebih banyak menampilkan tontonan ketimbang memberi dampak ekonomi yang berarti.

“Pengunjung memang banyak, tapi hampir semuanya hanya jalan-jalan dan menonton hiburan. Jarang yang benar-benar belanja,” ujar salah satu pedagang pakaian dari Bengkulu Kota, Sabtu malam (11/10).

Keluhan juga datang dari sisi biaya. Para pedagang harus merogoh kocek cukup dalam untuk bisa berjualan di lokasi itu. Untuk satu stand berukuran 5×5 meter, panitia mematok biaya sewa sekitar Rp3,5 juta hingga acara selesai. Harga tersebut dinilai terlalu tinggi bagi pedagang kecil, apalagi dengan kondisi penjualan yang lesu.

“Modal sudah besar, tapi hasilnya tidak seberapa. Sewa stand mahal, pembeli sedikit. Kalau begini terus, kami bisa rugi,” keluh pedagang lainnya.

Banyak pihak menilai penyelenggaraan pasar malam tahun ini kurang memperhatikan keseimbangan antara hiburan dan aktivitas ekonomi rakyat. Penampilan hiburan fantasi dari Bengkulu memang menarik perhatian, tetapi justru membuat sebagian besar pengunjung fokus pada tontonan ketimbang transaksi di lapak-lapak pedagang.

Pasar malam seharusnya bisa menjadi momentum kebangkitan ekonomi kecil di tengah lesunya daya beli masyarakat. Namun, jika orientasi penyelenggara hanya pada hiburan dan keuntungan dari sewa stand, maka kegiatan seperti ini justru berisiko mematikan semangat para pedagang kecil yang berharap mencari rezeki di tengah keramaian.

Dengan sisa waktu penyelenggaraan hingga 20 September, para pedagang berharap pihak panitia dapat meninjau ulang sistem dan tata kelola pasar malam agar tidak hanya meriah di permukaan, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi pelaku usaha kecil di daerah. (Jk)