Lapas Curup Gelar Program Rehabilitasi 90 Hari, Bangun Pola Pikir Positif Warga Binaan

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Curup resmi memulai Program Rehabilitasi Pemasyarakatan Kategori 90 Hari bekerja sama dengan Yayasan Karunia Insani (foto: dok)

Rejang Lebong – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Curup resmi memulai Program Rehabilitasi Pemasyarakatan Kategori 90 Hari bekerja sama dengan Yayasan Karunia Insani, Rabu (19/11/2025). Program ini menjadi bagian dari upaya pembinaan menyeluruh untuk memperbaiki pola pikir, perilaku, serta kesiapan mental warga binaan sebelum kembali ke masyarakat.

Kalapas Curup, David Rosehan, menjelaskan bahwa program tersebut dirancang untuk membantu warga binaan mempersiapkan diri menghadapi kehidupan sosial dengan lebih positif. “Program ini bertujuan membangun pola pikir, perilaku, serta mental yang sehat agar warga binaan mampu beradaptasi dan menjalani kehidupan yang lebih baik setelah bebas,” ujarnya.

Rangkaian kegiatan diawali dengan Opening House, yang menjadi sesi perkenalan antara tim konselor dan peserta program. Pada sesi tersebut, fasilitator memaparkan tujuan, alur kegiatan, serta target yang ingin dicapai selama 90 hari pelaksanaan. Suasana hangat dan komunikatif membuat warga binaan lebih terbuka dalam menerima materi pembinaan.

Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan AM Meeting, yaitu pengarahan pagi untuk membangun motivasi, kedisiplinan, serta kesiapan peserta sebelum memasuki aktivitas harian. Sesi ini juga dimanfaatkan sebagai evaluasi ringan mengenai perkembangan peserta.

Tahapan inti program adalah Konseling Kelompok. Pada sesi ini, warga binaan didorong untuk berbagi pengalaman, mengungkapkan perasaan, hingga mengidentifikasi permasalahan pribadi yang mereka hadapi. Dengan pendampingan konselor profesional dari Yayasan Karunia Insani, suasana yang suportif dapat terbangun sehingga proses pemulihan mental dan perilaku berjalan lebih efektif.

Program ditutup dengan sesi Closing sebagai bentuk evaluasi menyeluruh. Peserta merefleksikan perubahan yang dialami selama mengikuti program, capaian yang diperoleh, serta komitmen yang ingin dibawa setelah program selesai. Harapannya, nilai-nilai positif yang ditanamkan mampu diterapkan selama masa pembinaan hingga mereka kembali ke tengah masyarakat.

” Kami berkomitmen untuk menciptakan pembinaan yang lebih humanis dan berorientasi pada pemulihan, bukan hanya penindakan,” Tegas Kalapas. (Jk)