Rejang Lebong – Kopi robusta dari Rejang Lebong berhasil meraih Juara I dalam kompetisi nasional yang diselenggarakan oleh Yayasan Pranoto Soenarto Fondation. Kompetisi ini berada di bawah naungan dua kementerian, yaitu Kementerian Perindustrian dan Kementerian Pertanian, melalui Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. Kopi robusta yang dihasilkan oleh PT. Global Inovasi Maju berhasil mengalahkan 235 sampel kopi dari berbagai daerah di Indonesia, dengan nilai cupping score 87,28, suatu pencapaian yang luar biasa dalam kategori robusta.
Keberhasilan ini tidak hanya mengharumkan nama daerah, tetapi juga membuka peluang besar bagi para petani kopi di Rejang Lebong untuk meningkatkan kualitas produksi dan memperluas pasar.
Penanggung Jawab Lapangan PT. Global Inovasi Maju, Benny Pratama mengungkapkan, keberhasilan meraih juara pertama di kompetisi nasional bukanlah sesuatu yang diraih dengan mudah. Ia dan timnya telah mengikuti kompetisi ini selama tiga tahun berturut-turut. Meski belum pernah meraih juara sebelumnya, mereka tetap optimis dan terus Berinovasi meningkatkan kualitas produk yang mereka hasilkan.
“Setiap tahun, skor kopi robusta yang kita kirimkan terus menunjukkan peningkatan, hingga akhirnya kita berhasil meraih juara pada tahun 2024,” ungkap Benny
Selain kompetisi ini, pada tahun 2023, kopi robusta dari PT. Global Inovasi Maju juga berhasil memenangkan kompetisi lain yang diselenggarakan oleh William Edison Coffee dengan tema WE Kopi Kolaborasi Batch III. Dalam ajang tersebut, kopi robusta dari Rejang Lebong memperoleh cupping score 81,18 dan berhasil dijual dengan harga Rp60.000 per kilogram melalui sistem lelang, harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan harga normal robusta yang berkisar Rp40.000 per kilogram.
“Kesuksesan ini membawa perubahan besar bagi kopi robusta Rejang Lebong. Sejak memenangkan kompetisi tersebut, permintaan terhadap kopi robusta dari daerah ini meningkat pesat. Kopi robusta Rejang Lebong semakin diminati oleh konsumen, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa kopi robusta Rejang Lebong memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu produk unggulan yang dapat bersaing di pasar global,” beber Benny.
Benny berharap, ke depan, pemerintah dapat lebih aktif mendukung pengembangan industri kopi di Rejang Lebong. Salah satu harapannya adalah agar Rejang Lebong memiliki pabrik pengolahan kopi sendiri, yang dapat meningkatkan efisiensi produksi dan mendukung ekspor kopi robusta ke pasar internasional.
“Selain itu, kita juga berharap pemerintah dapat mendukung pembangunan mini industri di beberapa desa, agar standar kualitas kopi robusta yang dihasilkan lebih seragam,” demikian Benny.(jk)