Rejang Lebong – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong menggelar pelatihan pencegahan dan mitigasi bencana di Balai Desa Teladan, Kecamatan Curup Selatan, Senin (13/10). Kegiatan ini diikuti oleh puluhan warga setempat dan melibatkan berbagai unsur terkait.
Kepala BPBD Rejang Lebong, Budianto Kalak, mengatakan pelatihan tersebut bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana di wilayahnya.
“Kesiapsiagaan menghadapi bencana diharapkan dapat diwujudkan melalui pembentukan Desa Tangguh Bencana. Program ini berbasis masyarakat dan melibatkan seluruh unsur desa, agar penanganan bencana menjadi tanggung jawab bersama,” ujarnya.
Budianto menambahkan, Desa Teladan menjadi salah satu dari 43 desa dan kelurahan yang ditetapkan sebagai target pembentukan Desa Tangguh Bencana. Hingga saat ini, baru 14 desa yang telah mendapatkan pelatihan.
“Desa Teladan termasuk wilayah yang memiliki potensi rawan longsor, sehingga kita prioritaskan untuk mengikuti pelatihan ini,” jelasnya.
Dalam kegiatan tersebut, BPBD juga menghadirkan narasumber dari Basarnas, TNI, dan Polri untuk memberikan materi tentang teknik penyelamatan dan penanganan darurat bencana.
“Kita berharap pelatihan ini dapat membentuk komunitas masyarakat yang tangguh dan sigap dalam menghadapi bencana,” tambah Budianto.
Sementara itu, Kepala Desa Teladan, Jemingan, menyampaikan terima kasih atas perhatian BPBD Rejang Lebong yang telah memberikan pelatihan kepada warganya.
“Kami dari pemerintah desa sangat bersyukur. Dengan pelatihan ini, masyarakat bisa mendeteksi secara dini potensi bencana dan memahami bagaimana cara penanganannya,” katanya.
Menurut Jemingan, Desa Teladan memiliki potensi bencana seperti banjir dan longsor. Namun, masyarakat telah terbiasa melakukan langkah cepat dengan bergotong royong jika terjadi luapan air.
“Kalau ada peluapan air, warga langsung membersihkan saluran yang tersumbat. Di bagian belakang desa juga ada potensi longsor, sehingga perlu kesiapsiagaan,” jelasnya.
Ia menambahkan, peserta pelatihan dipilih dari warga yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan dan sosial kemasyarakatan.
“Harapannya, warga yang peduli ini bisa menjadi garda terdepan dalam membantu pemerintah mengatasi masalah kebencanaan,” tutupnya. (Jk)