Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi, Kabupaten Kaur Catat Angka IPH Tertinggi 3,76%

Bupati Kaur Lismidianto,S.H., M.H, didampingi oleh Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Lianto, SP, Kepala BPS Kaur Rudi Setiawan, ST., MM, serta kepala OPD dan Tim TPID Kabupaten Kaur. Rakor ini dilaksanakan di Ruang Staf Ahli Setda Kaur.

Kaur – Kementerian dalam Negeri kembali mengadakan Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Minggu ke-2 Bulan November 2024. Rapat ini diikuti oleh semua TPID Kabupaten/Kota termasuk Kabupaten Kaur secara virtual. Rapat ini dihadiri langsung oleh Bupati Kaur Lismidianto,S.H., M.H, didampingi oleh Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Lianto, SP, Kepala BPS Kaur Rudi Setiawan, ST., MM, serta kepala OPD dan Tim TPID Kabupaten Kaur. Rakor ini dilaksanakan di Ruang Staf Ahli Setda Kaur.

Dalam rapat tersebut, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Puji Ismartini meninjau Inflasi dan IPH pada minggu ke-1 November 2024 

“secara nasional, Kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH lebih banyak daripada Kabupaten/kota yang mengalami penurunan IPH, dan untuk Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan IPH tertinggi adalah Kabupaten Kaur dengan IPH 3,76%”, jelas Puji.

Plt. Sekjen Kemendagri Komjen Pol.Tomsi Tohir Balaw, M.Si mengevaluasi Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan IPH tertinggi.

Tomsi Tohir menyampaikan bahwa terdapat 10 kabupaten/kota yang mencatat kenaikan IPH IPH  tertinggi. Tomsi mengharapkan setiap kepala daerah di masing-masing kabupaten/kota tersebut agar dapat melakukan pengecekan langsung terhadap faktor-faktor penyebab kenaikan harga yang terjadi. Selain itu, kepala daerah diminta untuk segera melaporkan berbagai kendala yang dihadapi serta menyusun langkah-langkah strategis yang dapat diterapkan untuk menanggulangi masalah dan mengendalikan laju inflasi di daerah mereka masing-masing.

“kami mengevaluasi ada 10 Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan IPH tertinggi, salah satunya Kabupaten Kaur, sehingga kami menghimbau untuk dapat diperiksa kembali komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti beras, daging ayam ras, dan bawang merah”, terangnya

Sementara itu, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Kaur Lianto, SP, menyampaikan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan IPH di beberapa komoditas diantaranya faktor cuaca ekstrem dan penyaluran/distribusi barang yang terhambat juga turut berkontribusi pada tingginya harga di berbagai sektor pangan. 

Pemda Kaur berkomitmen untuk mengupayakan strategi jangka panjang, termasuk perbaikan dalam rantai distribusi dan peningkatan produksi lokal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“kami akan terus melakukan pemantauan harga bahan pokok sehingga stabilitas harga dapat segera tercapai dan bekerjasama dengan Bulog untuk distribusi/pemasokan beras yang stabil serta membangun rencana kegiatan operasi pasar”, ujar Asisten II. (Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *