Rejang Lebong – Sejumlah wali murid TKIT Juara menyuarakan kekecewaannya terhadap pihak yayasan setelah beberapa guru, yang biasa disapa “Umi”, mengundurkan diri secara mendadak. Keputusan tersebut berdampak langsung pada proses belajar-mengajar anak-anak, terutama saat sedang berlangsungnya ujian.
“Karena Umi mengundurkan diri, kami sebagai mak-mak merasa sangat dirugikan. Hari ini anak-anak sedang ulangan, dan tiba-tiba harus dihadapi guru baru yang belum mengenal karakter anak-anak kami. Guru lama tahu kalau anak kami ini cengeng, butuh perhatian dan pendekatan tertentu. Apa guru baru tahu cara menghadapinya?” ungkap salah satu wali murid dengan nada kecewa.
Diduga, salah satu pemicu utama pengunduran diri para guru adalah kebijakan yayasan terkait pemotongan gaji. “Kami dengar gaji para guru mau dikurangi. Kalau tidak masuk, gaji juga dipotong. Itu zalim namanya,” tambah seorang wali murid lainnya.
Wali murid juga mempertanyakan transparansi pengelolaan dana pendidikan. “Kami membayar penuh, Rp175.000 per bulan dikali sekitar 150 siswa. Belum lagi dana BOS. Tapi kenapa guru sampai merasa tidak dihargai?” ungkapnya, Senin (02/06)
Selain soal gaji, beberapa wali murid menyatakan kekecewaannya atas ucapan salah satu ustaz di lingkungan sekolah yang dinilai tidak pantas. Ucapan tersebut dianggap telah memojokkan para guru perempuan atau “Umi”, yang selama ini telah mengabdi dengan penuh dedikasi. “Para Umi tersinggung. Mereka merasa tidak dihargai sebagai pengajar yang sudah lama berkontribusi di yayasan ini,” ujar wali murid lainnya.
Hingga berita ini diturunkan, suasana di lingkungan sekolah masih dinamis. Para wali murid berharap ada evaluasi menyeluruh dari pihak yayasan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. (jk)