Rejang Lebong – Sebanyak 80 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIA Curup mengikuti Pelatihan Kemandirian Bersertifikat, Senin (29/9). Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pembinaan yang berorientasi pada rehabilitasi dan pemberdayaan WBP agar kelak siap kembali ke tengah masyarakat.
Pelatihan tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Seksi Pembinaan Narapidana/Anak Didik (Binadik), Iskandar Muda, serta dihadiri Kasubsi Lolasilja, Sumpeno, Kepala LPK Anggun Setiorini, Ardia Herianti, beserta para instruktur yang akan memberikan materi baik secara teori maupun praktik.
Dalam sambutannya, Kasi Binadik Iskandar Muda menjelaskan bahwa pembinaan melalui pelatihan keterampilan menjadi salah satu aspek penting dalam sistem pemasyarakatan. Menurutnya, setiap warga binaan berhak mendapatkan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan potensi diri sebagai bekal hidup mandiri setelah selesai menjalani masa pidana.
“Pelatihan ini tidak hanya memberikan keterampilan, tetapi juga membangun kepercayaan diri bagi warga binaan. Mereka didorong agar mampu berdaya saing, mandiri, serta memiliki bekal nyata untuk kembali ke masyarakat,” ujarnya.
Pelatihan kemandirian ini terbagi dalam empat paket kegiatan, yakni Batik Tulis, Batik Cap, Budidaya Jamur Tiram, dan Budidaya Jeruk. Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan, peserta akan memperoleh sertifikat resmi dari LPK yang diharapkan dapat menjadi modal penting dalam dunia kerja maupun wirausaha.
Kepala Lapas Kelas IIA Curup, David Rosehan, dalam kesempatan yang sama menyampaikan harapannya agar seluruh peserta benar-benar mengikuti pelatihan dengan serius. Ia menegaskan bahwa keterampilan yang diperoleh tidak hanya menjadi ilmu tambahan, tetapi juga dapat membuka peluang ekonomi baru bagi warga binaan ketika kembali ke masyarakat.
“Dengan adanya sertifikat pelatihan ini, WBP tidak hanya memiliki kemampuan teknis, tetapi juga pengakuan resmi yang bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan pekerjaan ataupun membuka usaha mandiri,” kata David.
Lebih lanjut, David menambahkan bahwa pelatihan kemandirian seperti ini diharapkan mampu mencetak WBP yang produktif, berdaya, serta memiliki mental positif. Menurutnya, pembinaan berbasis keterampilan dapat menjadi titik balik yang memberikan kesempatan kedua bagi para warga binaan untuk menata kehidupan lebih baik.
“Lapas tidak hanya menjadi tempat menjalani pidana, tetapi juga wadah pembinaan yang mendorong perubahan. Harapan kami, program ini dapat mencetak warga binaan yang siap kembali ke masyarakat dengan keterampilan dan semangat baru,” tutupnya. (Jk)