Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini meminta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk tidak hanya fokus pada masuknya investasi, tetapi juga pada keberlanjutan dan pertumbuhan investasi di Indonesia. Ia menyoroti banyaknya kasus investasi yang terhenti karena berbagai hal seperti premanisme, kriminalisasi, hingga kepentingan khusus kelompok masyarakat tertentu.
“Pertanyaan saya, bagaimana negara mampu melindungi setiap investasi yang masuk ini dapat berjalan berkelanjutan sehingga dampak ekonomi sosial dapat dirasakan tidak hanya pada segelintir orang saja?” tanya Novita kepada Menteri Perindustrian dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi VII dengan Kemenperin, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (2/7/2025).
Selain itu, Politisi Fraksi PDI-Perjuangan tersebut juga menyoroti soal dukungan konkret bagi investasi hijau yang tengah melonjak secara global. Ia mempertanyakan langkah konkret Kemenperin untuk mendorong investasi hijau tersebut.
“Apakah ada bentuk insentif pemerintah pusat ke daerah yang memang fokus pada industri hijau?” lanjutnya.
Sementara itu, terkait perluasan pasar ekspor dan penguatan pasar domestik. Ia menilai Kemenperin perlu mendorong dukungan pembiayaan ekspor dan kredit berbunga rendah bagi industri berorientasi ekspor. Utamanya bagi industri yang berorientasi ekspor yang terdampak konflik kawasan maupun hambatan logistik lainnya. Sebab, akibat konflik yang terjadi, salah satunya di kawasan Timur Tengah, banyak pelaku industri mengeluhkan besarnya biaya pengapalan dan asuransi.
“Menurut saya Pak Menteri beserta seluruh jajaran perlu mendorong yaitu dukungan pembiayaan ekspor atau kredit berbunga rendah atau subsidi bunga untuk industri berorientasi ekspor yang terdampak konflik atau hambatan logistik,” harapnya.(er)