Bengkulu Selatan – Kalau Amerika terkenal dengan box office di industri film-film hollywood dan Korea terkenal dengan Drakornya, maka Indonesia lebih dikenal melalui industri perfilman horror, mengapa demikan? karena beragamnya budaya di masyarakat, maka Indonesiapun punya lebih banyak variasi “hantu dan setannya”.
Oleh kerananya industri film horror kita, mestinya punya potensi yang cukup “Gede” dalam meningkatkan ekosistem industrinya karena digadang akan menjadi salah satu kekuatan potensi yang mendunia.
Yang tadi cuma salah satu contoh dari potensi-potensi ekonomi kreatif yang kita punya, masih banyak potensi-potensi lainnya yang sejatinya bisa dioptimalkan yang pada akhirnya nanti akan memberikan dampak pada kekuatan ekonomi Indonesia, termasuk pada sektor Pariwisata.
Strategi pemasaran yang baik pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi hal yang fundamental bagi kemajuan sektor pariwisata itu sendiri.
Ini adalah salah satu yang disampaikan oleh Sutan A Pangaribuan, praktisi cinematografi sekaligus sineas dengan segudang keahlian di bidang fotografi dan videografi yang menjadi pembicara pada Bimbingan Teknis “Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Melalui Penguatan Konten dan Fotografi” yang dilaksanakan di Aula Pertemuan Marina Hotel, Senin (10/7/23).
Sutan juga mengatakan bahwa potensi pemanfaatan industri kreatif yang sedemikian banyak bisa lebih digenjot potensinya melalui strategi komunikasi pemasaran melalui penguatan kualitas konten fotografi.
“sekarang adalah eranya Sosial Media, maka memanfaatkan media ini sebagai wadah promosi adalah yang harus dilakukan, sekarang eranya Smartphone, kita nonton dari smartphone, yang posting dari smartphone, dan produksi kontennya juga bisa dari smartphone, jadi inilah yang disebut dengan ekosistem smartphone” tutur Sutan.
Fotografi Smartphone pada dasarnya bisa dimanfaatkan dalam memasarkan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, tentunya dengan penggunaan yang benar dan tetap berpedoman pada kaidah-kaidah fotografi apabila ingin mendapatkan hasil yang maksimal.
Bupati Gusnan Mulyadi yang juga hadir pada kegiatan ini menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan pariwisata, ia yang juga tidak lain adalah pelaku usaha pada sektor ini menyampaikan hal yang berkaitan dengan analisis potensi dan strategi pengembangan pariwisata yang terdiri atas tiga prinsip utama, yaitu “What To See, What To Do, dan What To Buy”
“Dari ketiga prinsip tersebut, kita punya itu! Apa yang dapat dilihat, tentu banyak yang bisa dieksplor di Bengkulu Selatan ini, kita punya pantai, kita punya sungai yang bagus, kita punya kawasan hutan yang masih asri dan banyak lagi, kemudian apa yang harus dilakukan, misalnya kita bisa manfaatkan jeram-jeram sungai Air Manna untuk wisata arung jeram dan rafting, dan terakhir apa yang bisa dibeli di Bengkulu Selatan? Ada banyak, kita punya industri-industri kreatif yang punya potensi untuk dijual keluar. Tinggal lagi bagaimana kita memaksimalkan ketiga prinsip pariwisata tersebut di Bengkulu Selatan ini” ujar Bupati.
Kegiatan ini juga turut dihadiri dan dibuka oleh Anggota DPR RI Susi Marleny Bachsin. Bimtek ini terdiri dari peserta yang berasal dari para fotograper dan pelaku ekonomi kreatif di Bengkulu Selatan. (whd)