Seperti yang kita ketahui film adalah bagian dari media komunikasi massa yang sering sekali digunakan sebagai media yang menggambarkan kehidupan sosial dalam masyarakat. Alasan film digunakan sebagai alat komunikasi massa karena film memiliki jiwa dalam keefektifan untuk menyampaikan suatu pesan atau makna untuk masyarakat.
Perubahan teknologi yang semakin canggih mengacu kepada alat komunikasi yang lebih efektif pula, sehingga di era yang serba digital sekarang memanfaatkan media massa sebagai alat komunikasi yang berperan penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat luas.
Film adalah alat yang baik untuk menyampaikan berbagai pesan bagi khalayak melalui media cerita. Film juga merupakan medium ekspresi artistik sebagai suatu alat para seniman dan insan perfilman dalam rangka mengutarakan gagsan-gagasan dan ide cerita. Secara garis besar, film juga dibagi berdasarkan beberapa hal pertama, film dibedakan berdasarkan media yaitu layar lebar dan layar kaca. Yang kedua, film dibagi berdasarkan jenisnya yaitu, film non fiksi dan fiksi. Film non fiksi dibagi lagi menjadi tiga yaitu, film dokumenter, dokumentasi, dan film yang bertujuan sebagai ilmiah. Film fiksi juga dibagi menjadi dua jenis yaitu, eksperimental dan genre.
Genre sendiri memiliki fungsi yang besar bagi produser dalam membuat film karena, genre adalah sebagai model untuk film yang mereka buat, bisa format dan tempatnya. Produser bisa berkomunikasi dengan penonton melalui penentuan genre. Produser mudah menyampaikan cerita melalui penyebutan genre. Genre berfungsi sebagai blue print dalam menyampaikan rencana apa yang mau diberikan kepada penonton.
Kita akan membandingkan film zaman dulu dan sekarang, yaitu film Benyamin Biang Kerok tahun 1972 dan film Susah Sinyal pada tahun 2017. Film Si Benyamin Biang Kerok ini di sutradarai oleh Nawi Ismail, dan sutradara dari film Susah Sinyal adalah Ernest Prakasa.
Pada kedua film ini kita akan membandingkan dalam segi paradigma, genre dan subgenre. Paradigma yang digunakan dalam film Benyamin Biang Kerok adalah paradigma kritis yang dimana ilmu sosial sebagai suatu proses yang secara kritis dalam mengungkapkan the real structures yang tujuannya membentuk suatu kesadaran sosial untuk memperbaiki kondisi realitas dalam kehidupan seseorang (Guba dan Lincoln, 1994). Dalam paradigma ini kita bisa melihat alur cerita yang diperani oleh Benyamin S yang dimana ia melakukan perjanjian kencan kepada dua wanita dirumah majikannya yang kemudian ketahuan oleh majikannya, nah dari sini kita bisa melihat kesadaran seseorang dalam menjalani kehidupannya.
Penjelasan subgenre komedi film ini memiliki alur cerita yang jelas, memiliki pesan moral yang positif, warna dalam film sangat halus, dan memberikan kesan hiburan dan canda tawa.
Lalu kita masuk kedalam paradigma film Susah Sinyal yang menggunakan paradigma fenomenologi yaitu sebagai pengkajian mengeksplorasi pengalaman manusia untuk melihat persepsi, pemikiran, kemauan, dan keyakinan. Yang dimana manusia akan menginterpresentasikan pengalamannya dengan memberikan makna atas sesuatu yang ia alami. Paradigma ini juga dapat menjelaskan fenomena perilaku manusia yang mereka alami dalam kesadaran.
Contoh scene yang bisa kita lihat dalam film Susah Sinyal saat Jessi (Beby Tsabina) dan Ellen (Adinia Wirasti) yang baru sampai di salah satu pulau Nusa Tenggara Timur, Jessi dan Ellen marah kepada ibunya yaitu karena memilih tempat yang tidak memiliki sinyal yang bagus, hingga Jessi kabur dari penginapan, beberapa lama kemudian Jessi meminta maaf kepada ibunya atas perlakuan yang ia perbuat, pada scene ini kita melihat bahwa masalah sekecil apapun bisa merubah perilaku seseorang.
Pada kedua film ini menggunakan genre film drama. Yaitu memiliki alur cerita yang jelas yang memiliki makna dan pesan yang disampaikan dalam film tersebut.
Dalam film Benyamin Biang Kerok memakai subgenre screwball yang dimana film komedi ini menekankan pada karakter utama yang unik, aneh, dan bermasalah, saking uniknya pemeran utama yaitu Benyamin S memiliki masalah yang tidak masuk akal seperti, membawa perempuan ke rumah majikannya yang seakan-akan si perempuan mengira Benyamin S ini adalah orang kaya.
Sedangkan film Susah Sinyal menggunakan subgenre romcom yang dimana film ini menyisipkan kelucuannya dalam menjalani hubungan romantis, dan pertengkaran. Seperti dalam scene Jessi yang marah kepada ibunya dan kabur dari tempat penginapan, yang kemudian ia balik ke penginapan dan meminta maaf kepada ibunya atas perbuatan yang ia lakukan.
Penulis : Bagas Dwi Ananta Yusuf, Mahasiswa Universitas Bengkulu (UNIB)