Restoran dengan Menu Serangga, Berikut Menunya

Menu terbuat dari serangga. (Foto: dok)

Nuansabengkuku.com – Tak hanya di Thailand, ternyata di Jepang juga banyak orang mengonsumsi serangga. Salah satunya, Restoran Take-Noko menyajikan makanan dengan bahan serangga.

Di restoran ini menyediakan masakan Jepang dengan serangga sebagai bahan utamanya. Contohnya, seperti sashimi. Jika biasanya sashimi berbahan utama ikan, tapi kali ini, sashimi yang disajikan berbahan utama ulat. Kemudian ada juga kari jangkrik sebagai pengganti kari ayam.

Kini makanan berbahan serangga tersebut menjadi viral dan populer di Jepang. Ini bukan sekadar fenomena kuliner biasa, tetapi juga merupakan respons terhadap tantangan global terkait keamanan pangan dan lingkungan.

Kemudian, ada juga Takeo Saito, pendiri perusahaan Takeo Inc. yang telah mengembangkan bisnis makanan serba serangga selama sembilan tahun terakhir.

Saat ini, perusahaan ini menawarkan lebih dari 60 jenis makanan berbasis serangga, mulai dari kalajengking hingga tarantula.

Saito memiliki visi untuk membuat serangga menjadi bagian yang integral dari makanan sehari-hari, bukan hanya sesuatu yang eksentrik.

Saito melihat serangga sebagai sumber protein yang berkelanjutan yang bisa dinikmati bersama dengan sayuran, ikan, dan daging.

Makanan serangga telah menarik perhatian konsumen di seluruh dunia, termasuk Yamamoto Takumi, seorang pekerja kantoran berusia 26 tahun dari prefektur Hyogo. Dia adalah salah satu dari banyak orang yang tertarik pada entomophagy, praktik memakan serangga.

Yamamoto, yang merasa nyaman dengan konsep ini sejak kecil, baru-baru ini menikmati hidangan istimewa di Tokyo yang mencakup kari jangkrik dan sashimi ulat sutera, disertai dengan sari serangga air.

Menurut PBB, serangga dilihat sebagai sumber protein berkelanjutan untuk mendukung populasi global yang terus meningkat, diperkirakan akan mencapai 9,7 miliar orang pada tahun 2050.

Terlebih lagi, dampak industri peternakan terhadap perubahan iklim dan ketahanan pangan yang semakin sulit akibat cuaca ekstrem dan konflik telah mendorong minat terhadap nutrisi berkualitas tinggi yang disediakan oleh serangga.

Walaupun ada sebagian konsumen yang masih menganggap makan serangga sebagai hal yang menjijikkan, Jepang memiliki sejarah kuliner yang kaya akan penggunaan serangga sebagai bahan makanan. Belalang, ulat sutera, dan tawon sudah lama dimakan di wilayah-wilayah yang memiliki keterbatasan sumber daya makanan, terutama selama dan setelah Perang Dunia II.

Praktik ini kembali muncul sebagai upaya untuk mengatasi kelangkaan pangan. Nah, bagaimana sahabat, tertarik untuk mencoba? (byg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *