Bengkulu – Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Dapil Kota Bengkulu, Sefty Yuslinah, mendesak Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu untuk segera mengambil langkah konkret dalam menangani kasus Tuberculosis (TBC) yang tinggi di Kota Bengkulu. Data menunjukkan bahwa dari Januari 2023 hingga Maret 2024, terdapat 867 kasus TBC yang tercatat.
Plt Kepala Dinkes Kota Bengkulu, Joni Haryadi Tabrani, mengungkapkan bahwa kasus TBC di Kota Bengkulu meningkat karena banyak warga yang tidak segera memeriksakan gejala batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu ke fasilitas kesehatan.
Joni menekankan bahwa rendahnya kesadaran masyarakat terhadap TBC, yang sering disalahartikan sebagai flu biasa, menyulitkan deteksi dini penyakit tersebut.
Sefty Yuslinah menyoroti pentingnya tindakan preventif dan edukasi kepada masyarakat. “Kami harus memastikan bahwa Dinkes Provinsi Bengkulu bertindak cepat dalam mengendalikan penyebaran TBC, terutama melalui edukasi masyarakat tentang pentingnya skrining dan pengobatan dini,” ujar Yuslinah.
Tim kesehatan di Kota Bengkulu telah melakukan deteksi dini dan pemeriksaan kesehatan, termasuk penggunaan pot dahak untuk mengecek kondisi masyarakat.
Sefty Yuslinah menambahkan bahwa TBC lebih sering menyerang kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, yang dipengaruhi oleh faktor gaya hidup dan asupan gizi yang tidak memadai.
Dalam upaya menanggulangi TBC, Dinkes Kota Bengkulu telah melakukan serangkaian edukasi dan penyuluhan bekerja sama dengan berbagai yayasan dan puskesmas. Yuslinah mendesak agar edukasi tentang gejala TBC, seperti batuk berkepanjangan, demam menggigil, dan kehilangan nafsu makan, harus diperluas lagi ke masyarakat.
“Kita perlu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang TBC dan mengedukasi mereka tentang pentingnya ventilasi udara yang baik di rumah serta penggunaan masker bagi yang batuk, untuk mencegah penyebaran penyakit,” tegas Yuslinah. Inisiatif ini diharapkan dapat menekan angka penyebaran TBC di Bengkulu.(adv)