Jamaah Haji Indonesia Diimbau Jaga Kesehatan saat Cuaca Panas

Anggota Timwas Haji DPR Selly Andriani Gantina saat berada di Arab Saudi untuk melakukan pengawasan Ibadah haji Indonesia. (Foto: Instagram Selly Andriani Gantina)

Nuansabengkulu.com – Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR mengimbau jemaah haji asal Indonesia untuk menjaga kesehatan agar tidak mengalami dehidrasi. Terkait cuaca panas dengan suhu mencapai 50 derajat Celsius di Arab Saudi.

“Diimbau kepada para jemaah tidak mengalami dehidrasi kemudian heat stroke. Diimbau kalau mereka tidak terlalu penting pada saat di Mekah, disarankan beribadah di maktab atau hotelnya,” kata Anggota Timwas Haji DPR Selly Andriani Gantina, Minggu (23/6/2024).

Hal ini, kata dia, agar para jemaah haji Indonesia dapat menjaga stamina. Sedangkan pada saat keluar maktab, para jemaah haji disarankan memakai penutup kepala, membawa air minum dan penyemprot wajah.

“Ini harus menjadi perhatian jemaah haji kita,” ucapnya. Selain itu, Selly mengapresiasi, upaya Kemenag yang menempatkan sejumlah petugasnya di beberapa tempat, untuk memgantisipasi dampak cuaca panas tersebut.

“Ini mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan yang akan dialami para jemaah haji kita,” ujarnya. Ia juga mengimbau, kepada jemaah haji lansia tidak terlalu banyak beraktivitas di luar maktab atau hotelnya.

Hal ini harus benar-benar dipahami oleh para jemaah haji Indonesia. “Sehingga, mereka dapat kembali ke Indonesia dengan sangat baik, dan sehat,” katanya.

Apalagi, menurutnya, sejumlah penyakit seperti, inspeksi saluran pernasafan atas (ISPA), batuk dan pilek masih dialami para jemaah. Hal itu karena dampak Dari cuaca ini.

“Ini dampak cuaca dan juga dampak dari penyebaran penularan dari jemaah lain dari negara lain,” ucapnya. Lebih lanjut, Selly menyoroti kebutuhan obat-obatan untuk jemaah haji yang terbatas.

Apalagi, heat stroke di Arab Saudi ini sangat kuat dengan panas di atas 50 derajat Celsius. “Himbauannya setiap 10 menit para jemaah sebaiknya meneguk air, ini agar tidak terjadi dehidrasi,” katanya.

Di sisi lain, Selly mengingatkan, Kementerian Agama (Kemenag) meningkatkan pelayanan kesehatan untuk para jemaah haji. Karena dari Pengamatannya, masalah pelayanan kesehatan Masih kedodoran.

“Ini harus betul-betul straight karena selama ini, pada saat pemeriksaan di tingkat Kabupaten/Kota. Karena masih banyak para jemaah yang mempunyai penyakit risiko tinggi masih lolos,” ucapnya.

Hal ini, kata dia, sengaja ditutup-tutupi keluarganya. Karena para calon jemaah harus menunggu bertahun-tahun.

“Keluarga pura-pura menutupi penyakitnya. Sehingga, jemaah tersebut berangkat padahal punya penyakit risiko tinggi,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *