Jaga Kelestarian Budaya, Sembilan Tokoh Bengkulu Dianugerahi Gelar Adat

Pemerintah Provinsi Bengkulu terus mendorong revitalisasi adat, penguatan nilai budaya, serta pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal. (Foto: Eko/nuansabengkulu.com)

Pelestarian budaya menjadi bagian penting dalam pembangunan daerah. Tanpa budaya, manusia kehilangan identitas, dan tanpa adat, masyarakat kehilangan arah. Karena itu Pemerintah Provinsi Bengkulu terus mendorong revitalisasi adat, penguatan nilai budaya, serta pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.

Sebagai bentuk penghargaan terhadap tokoh yang berkontribusi besar bagi daerah, sembilan tokoh Bengkulu, termasuk Gubernur Bengkulu Helmi Hasan, dianugerahi gelar adat oleh Ketua Badan Musyawarah Adat Provinsi Bengkulu, S. Effendi, melalui Sidang Mufakat Rajo Penghulu di Balai Raya Semarak, Senin (17/11). Penganugerahan gelar ditandai dengan pemasangan detar dan penyematan pin sebagai simbol kehormatan adat.

Gubernur Helmi Hasan menegaskan bahwa gelar adat bukan sekadar penghormatan, tetapi amanah moral untuk menjaga martabat dan nilai-nilai luhur adat Bengkulu. “Kita ingin Bengkulu maju secara modern, tetapi tetap berakar pada kearifan leluhur,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Ny. Khairunnisa Helmi Hasan turut menerima gelar Putri Melaya Deni. Penganugerahan gelar adat ini digelar dalam rangka HUT ke-57 Provinsi Bengkulu, sebagai wujud penghargaan kepada tokoh-tokoh yang dinilai memberikan kontribusi besar bagi masyarakat dan daerah.

Prosesi adat diawali penyambutan tamu agung dengan payung kuning, tombak prabu, dan Barong Landong, serta disambut Tari Kejai, pencak silat, tabuhan dhol serunai, dan Sarafal Anam. Kegiatan dihadiri Menteri Desa dan PDT RI Yandri Susanto, Forkopimda, para bupati dan wali kota, perwakilan adat se-Indonesia, serta Sanak Family Persatuan Bengkulu–Malaysia.

Setelah pemberian gelar, rangkaian dilanjutkan dengan pemotongan batang tebu, memetik buah pisang, pelepasan burung merpati, dan ditutup dengan makan berhidang sebagai simbol syukur dan kebersamaan dalam menjaga adat Bengkulu.