KH. Maimun Zubair, atau akrab disapa Mbah Moen, adalah sosok ulama kharismatik asal Rembang, Jawa Tengah, yang dikenal luas di kalangan Nahdlatul Ulama (NU) dan umat Islam di Indonesia. Beliau lahir pada 28 Oktober 1928 di Sarang, Rembang, dari keluarga ulama besar. Sejak muda, KH. Maimun menempuh pendidikan agama di berbagai pesantren terkemuka dan mengabdikan dirinya dalam dunia dakwah serta pendidikan Islam.
Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, KH. Maimun Zubair telah melahirkan ribuan santri yang kini tersebar di berbagai penjuru negeri. Sosoknya dikenal sederhana, rendah hati, namun tegas dalam menyampaikan ajaran agama.
Dalam pandangan KH. Maimun Zubair, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki makna yang sangat mendalam. Beliau menekankan bahwa Maulid tidak boleh dipahami hanya sebagai acara seremonial belaka, melainkan sebagai momentum memperkokoh iman dan memperkuat cinta kepada Rasulullah. Bagi beliau, Maulid adalah sarana untuk meneladani akhlak mulia Nabi yang penuh kasih sayang, kesabaran, keikhlasan, dan kesederhanaan.
“Melalui Maulid Nabi, umat hendaknya memperbanyak shalawat, membaca sejarah perjuangan Rasulullah, melantunkan ayat suci Al-Qur’an, serta berdoa untuk keberkahan hidup,” demikian pesan KH. Maimun Zubair dalam salah satu tausiyahnya.
Bagi banyak kalangan, pandangan KH. Maimun Zubair tentang Maulid menjadi pengingat bahwa peringatan ini bukan sekadar tradisi tahunan, melainkan sarana refleksi spiritual yang menghidupkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. (Rls)