Nuansabengkulu.com- Hidup itu sangat likuid, bentuknya susah untuk diprediksi. Apa yang menjadi rencana kita kadang buyar di tengah jalan. Lagipula siapa sih yang mampu memahat air?
Apalagi jika berbicara tentang harapan. Jika sebuah rencana gagal, kita hanya kesal. Namun Jika harapan tidak terpenuhi, maka sakitlah hati. Bisa saja sampai depresi.
Di dunia ini, tidak semua hal harus kita pikirkan. Kepala manusia bagai gelas yg selalu berganti airnya. Jika berlebih maka ia luber.
Namun, yang membedakan dengan gelas, ia hanya bisa diisi dengan satu jenis air. Jika ingin diisi jus jeruk, maka air yang mengisi sebelumnya harus ditumpahkan terlebih dahulu. Sehebat-hebatnya kepala tetap punya batasan.
Berhentilah menyiksa kepala dan hati dengan memikirkan apa yang seharusnya kurang bijak untuk terlalu lama dipikirkan. Jika harapan ‘tidak sengaja’ terpaut pada seseorang atau tersemat pada capaian duniawi, maka janganlah ia taruh pada harapan karena ia bersayam pada hati, nanti sakit jika tidak terealisasi.
Berhenti berpikir tentangnya dan tampung ia pada wadah yang lebih mulia dari kepala, yaitu doa.
Jika kepala malah memusingkan, maka doa memiliki kemungkinan untuk dikabulkan.
Sederhanannya hidup ini adalah tentang perbaikan. Kita lapar maka perbaiki dengan makan. Kita ngantuk maka perbaiki dengan tidur. Kita kebelet, kita perbaiki dengan melesat secepat kilat ke toilet terdekat.
Dan mimpi, sederhananya adalah serangkaian masalah yg harus diperbaiki secara bertahap, satu persatu. Maka mulailah perbaiki dari apa yg bisa kamu gapai, lalu ke bagian selanjutnya dan seterusnya.
Lelah? Pasti, Terjatuh? Niscaya. Tidak apa, itu juga salah satu masalah yang harus kamu perbaiki. Terus pegang kesabaran hingga akhirnya pincak mimpi satu2nya yg harus kamu perbaiki.
Pada akhirnya mimpi hanyalah salah satu rangkaian dari cita-cita yg lebih besar. Lalu cita2 apa yg lebih besar daripada menggapai surgaNya?
Mari perbaiki diri, perbaiki dunia .“Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”