Kaur – Tahapan pengesahan rancangan peraturan daerah (Raperda) Laporan Pertanggungjawaban (LPj) Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaur 2022 terus bergulir. (17/7) DPRD Kaur menggelar rapat paripurna dengan agenda nota jawaban pemerintah daerah terhadap pandangan fraksi-fraksi DPRD Kaur.
Meski sempat diwarnai interupsi, DPRD Kaur menyepakati untuk menerima nota jawaban yang disampaikan Pjs Bupati Kaur Herlian Mucrim. “Hasil rapat hari ini, seluruh anggota DPRD Kaur menerima nota jawaban yang disampaikan Pemda Kaur,” ujar Pimpinan Sidang Wakil Ketua II DPRD Kaur Alpensyah, kemarin.
Dalam nota jawaban yang disampaikan Pjs Bupati, Pemkab Kaur pada intinya sudah berupaya maksimal meski memiliki beberapa kendala. Seperti persoalan jalan dua jalur, berbagai tahapan sudah berjalan. Mulai dari perencanaan hingga sosialisasi kepada masyarakat yang terdampak pembangunan.
Begitu juga terkait pupuk dan permasalahan lain. Sudah disikapi Pemkab Kaur agar tidak terjadi gejolak di tengah masyarakat.
“Terkait persoalan pupuk tahun ini alokasi yang kita terima cukup besar, lebih kurang 5000 ton. Hal ini lebih besar dibanding 2022, sehingga kami yakin hal ini akan mencukupi,” ujar Pjs Bupati.
Meski menerima LPj APBD 2022, beberapa kritik disampaikan para wakil rakyat. Antaranya dari Anggota DPRD Kaur Deni Setiawan SH. Ia menyampaikan keluhan warga terkait penumpukan sampah di dekat TPA Latihan Desa Tanjung Besar Kecamatan Kaur Selatan. Hal itu menimbulkan aroma yang tidak sedap.
“Mungkin aromanya belum sampai rumdin Plt Bupati, tapi kami yakin sudah tercium dengan DLH. Mudah-mudahan sampah yang berserak di pinggir jalan dapat cepat dipindahkan,” ujar Deni.
Anggota DPRD Kaur lainnya, Irwanto Tohir menyoal perbedaan harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit di Kaur. Ia meminta Pemkab Kaur mengambil tindakan agar harga TBS lokal dan luar daerah dapat stabil.
“Ada perbedaan harga Rp 90 perkilo antara TBS lokal dengan dari luar. Ini keluhan petani sawit lokal yang kami harap cepat disikapi Pemkab Kaur. Pabrik di Kaur tapi harga sawit kita lebih murah dari sawit luar,” sesal Irwanto. (eko)