Kaur, nuansabengkulu.com – Pemerintah Kabupaten Kaur terus berupaya melakukan percepatan penurunan stunting. Targetnya, pada tahun 2024 Kabupaten yang bertajuk bumi se’ase seijean ini menargetkan angka stunting berada di angka sembilan persen.
Salah satu langkah untuk memastikan pelaksanaan konvergensi stunting yang terintegrasi dan berjalan dengan baik, Pemerintah daerah Kabupaten Kaur menggelar Rembuk Stunting Tahun 2023 yang dipusatkan di gedeung serbaguna padang kempas, Senin (17/7/2023) dan dibuka secara lagsung oleh Plt Bupati Kaur Herlian Muchrim, ST yang juga selaku ketua TPPS di dampingi Kepala Bappeda M Suhadi, ST.
Plt Bupati kaur mengatakan dalam arahannya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas diselenggarakannya kegiatan ini, karena menurut dia kegiatan inia nantinya akan semakin menguatkan komitmen seluruh pihak dalam rangka percepatan penurunan stunting di kabupaten kaur,.
Dikatakan Plt Bupati, penanggulangan stunting merupakan program prioritas nasional, untuk itu perlu mendapatkan perhatian, diantaranya pemantauan status gizi dan perkembangan anak, pengetahuan tentang kesehatan gizi sebelum dan pada masa kehamilan hingga 1000 hari pertama kehidupan yang tercantum dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting yang diharapkan target penurunan rata-rata 2,7 % pertahun dapat tercapai.
“Secara teknis Perpres No 72 Tahun 2021 dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI ), dimana adatiga pendekatan dalam pelaksanaannya, diantaranya dengan pendekatan beresikostunting yang dilakukan dengan intervensi dari hulu, kemudian melalui pendekatan multi sector dan multi pihak melalui pentahelix, yakni menyediakan kerjasama anatara pemerintah desa dan unsur pemangku kepentingan ( dunia usaha,perguruan tinggi, masyarakat dan media ) dan pendekatan intervensi gizi spesifik dan sensitif” Terang Plt Bupati
dalam kesempatan tersebut, Plt Bupati juga mengajak semua, untuk lebih serius, lebih berkomitmen dalam percepatan penurunan stunting, melalui kerja nyata,kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja berkualitas, dengan membangun sinergi, kolaborasi danakselerasi, bersama masyarakat, swasta,organisasi non pemerintah, dunia usaha,dunia kerja, perguruan tinggi, sertapihak-pihak lainnya.
“tanpa adanya komitmen dan sinergi yang kuat, serta cepat untuk menyelamatkan generasi bangsa ini dari ancaman stunting, maka gerakan kita hari ini pastinya sia-sia, dan dapat dipastikan kegiatan kita hanya sebatas semboyan tapi miskin gerakan” Tegasnya
Plt Bupati menuturkan target nasional sampai tahun 2024, menurunkan prevalensi stunting sebesar 14 %, untuk tingkat provinsi bengkulu sebesar 12,55 %, dan untuk Kabupaten Kaur pada tahun 2021 angka prevalensi stunting sebesar 11,3 % sedangkan pada tahun 2022 angka prevalensi stunting naik sebesar 1,1 % menjadi 12,4 %
Kenaikan tersebut dikatakan Plt Bupati merupakan evaluasi dan tanggung jawab bersama dimana target kabupatenkaur tahun 2024 angka prevalensi stunting diharapakan menjadi satu digit, sebesar 9 % sebuah angka capaian yang cukup besar, namun sangat realistis jika dikerjakan dengan kerja bersama.
Oleh karenanya, dalam setiap kesempatanselalu saya tegaskan, saya tidak mau ada yang coba lempar tanggung jawab,karena penanganan stunting tanggungjawab bersama, bukan tanggung jawab dinas KB, Dinas Kesehatan maupun BAPPEDA semata” Ujarnya
Diakhir sambutannya Plt Bupati meminta kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting tingkat kabupaten, kecamatan, kelurahan dan desa, untuk menyusun trategi dan sinergi agar semua lini bergerak cepat dalam penanganan penurunan stunting di Kabupaten Kaur
“semoga dengan dilakukannya rembuk stunting tingkat kabupaten pada hari ini dapat meningkatkan lagi gairah dan semangat kita dalam bekerja sama dan berkomitmen dalam penanganan dan pencegahan stunting di kabupaten kaur yang kita cintai ini sehingga menjadikan kabupaten kaur yang Bersih, Sehat, Energik dan Religius (BERSERI)” Pungkasnya
Sementara itu, Kepala Dinas P2KBP3A Diraswan, S.Sos, M.Si mengatakan Kabupaten Kaur yang angka prevalensinya terendah di Provinsi Bengkulu akan mempertahankan dengan pentahelix, kolaborasi dengan OPD terkait termasuk lembaga-lembaga masyarakat unsur swasta lainnya
Terkait target angka prevalensi 9 % seperti yang ditargetkan ketua TPPS, Diraswan selaku sekretaris TPPS akan terus melakukan evaluasi terhadap OPD-OPD yang tidak mendukung dan kurang Proaktif
“target angka Prevalensi 9 % di tahun 2024 tersebut sebuah angka capaian yang cukup besar, namun sangat realistis jika dikerjakan dengan kerja bersama, karena saat ini kita berada di angka 12,4 %, tinggal kita menurunkan angka 2,6 % untuk bisa bertengger di angka tersebut,” pungkas Diraswan. (ADV/er)