Bengkulu – Keberadaan LPG 3 Kilogram (Kg) atau gas melon saat ini mulai langkah. Dengan itu Pemerintah Daerah (Pemda) baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu didesak menurunkan tim pengawas.
Pernyataan itu diungkapkan Anggota Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, H. Sujono, dalam keterangannya pada Rabu (26/7/2023).
“Karena sejak beberapa waktu terakhir warga mulai susah mendapatkan gas melon. Dengan kondisi ini kita berharap pemda dapat segera menyikapinya, jangan sampai setelah banyak warga berteriak-teriak mengeluhkan ketersediaan gas melon, baru pemda mengambil tindakan. Jadi sedini mungkin harus segera disikapi,” katanya.
Sujono berharap masing-masing pemda bersama stakeholder terkait dapat segera menurunkan tim pengawas untuk mencari tahu, serta mengawasi pendistribusian gas melon ini.
“Sebenarnya wajar mengeluhkan kondisi gas melon yang mulai sulit didapat, karena sama-sama kita ketahui Harga Eceran Tertinggi (HET) gas melon sudah dinaikan,” jelasnya.
Menurut Sujono, idealnya ketika HET gas melon naik, ketersediaannya secara otomatis tidak lagi mengalami kelangkaan atau susah diperoleh. Tapi faktanyakan sudah HET naik, namun gas melonnya tetap langkah.
“Sedini mungkin kita mengingatkan pemda agar segera ditindaklanjuti, supaya tidak berlarut-larut,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas ESDM Provinsi Bengkulu, Ir. Mulyani mengemukakan, sebagaimana diketahui kuota gas melon di Provinsi Bengkulu pada tahun ini sekitar 51.491 Matrik Ton (MT) dengan cadangan 3.459 MT.
Bahkan hingga Juni lalu yang sudah tersalurkan sekitar 50 persen, dari total kuota yang diperuntukkan bagi Provinsi Bengkulu.
“Kembali dikeluhkannya ketersediaan gas melon di tengah-tengah masyarakat, kita memprediksikan karena permintaan mengalami peningkatan. Salah satunya dari para pedagang kuliner, mengingat saat ini ada event festival Tabut. Bisa jadi setelah 10 Muharram 1445 Hijriyah ini, ketersediaan gas melon kembali normal,” pungkasnya. (er)