Ayo Sukseskan Gerakan Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih

Wakil Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi memimpin langsung gerakan pembagian 10 juta bendera merah putih di Kota Merah Putih, Kelurahan Pekan Sabtu, yang diikuti unsur Forkopimda, seluruh jajaran Pemkot Bengkulu hingga RT dan RW, Senin pagi (31/7), Foto: Dwi/nuansabengkulu.com

Kota Bengkulu – Sebagai upaya untuk menyemarakkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia. Bendera merah putih bakal dipasang di seluruh instansi pemerintah, instansi swasta, sekolah, tempat umum, rumah, dan tempat strategis lainnya. Hal ini dinamakan gerakan pembagian 10 juta bendera yang dicanangkan di seluruh Indonesia.

Untuk di Kota Bengkulu, Walikota Bengkulu Helmi Hasan dan Wakil Walikota Dedy Wahyudi begitu bersemangat menyambut gerakan pembagian 10 juta bendera merah putih ini, apalagi Kota Bengkulu saat ini dikenal sebagai Bumi Merah Putih (tanah kelahiran sang saka merah putih).

Senin pagi (31/7), Wakil Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi memimpin langsung gerakan pembagian 10 juta bendera merah putih di Kota Merah Putih, Kelurahan Pekan Sabtu, yang diikuti unsur Forkopimda, seluruh jajaran Pemkot Bengkulu hingga RT dan RW.

“Hari ini kami sengaja mengundang perwakilan RT, RW se Kota Bengkulu. Karena pak RT, RW adalah ujung tombak yang ada masyarakat mulai hari ini sampai tanggal 31 Agustus nanti mari bersama-sama setiap rumah kita kibarkan bendera merah putih,” ungkap Dedy.

Agar gerakan tersebut makin semarak, Pemkot akan menggelar berbagai lomba di Kota Merah Putih, Kelurahan Pekan Sabtu sembari membranding Kota Bengkulu sebagai “Kota Merah Putih”.

“Dalam rangka menyambut kemerdekaan RI nanti, di area merah putih ini juga akan kita adakan berbagai macam perlombaan, termasuk juga kita kegiatan semarak merah putih mendatang. Jadi semua brand sekarang akan kita kaitkan dengan merah putih,” tuturnya.

Dikesempatan ini, Dedy kembali menjelaskan kenapa Walikota dan dirinya selalu menggaungkan Kota Bengkulu sebagai Kota Merah Putih, dari pada Kota Bengkulu sebagai Bumi Rafflesia. Menurutnya lebih baik mengangkat nama baik pahlawan, dalam hal ini putri Bengkulu (Fatmawati) penjahit sang saka merah putih dibandingkan nama penjajah (Rafflesia).

“Sejarah membuktikan bahwa sang saka merah putih dijahit oleh putri Kota Bengkulu, Ibu Fatmawati. Maka itu, sekali lagi yang paling berhak mengklaim kota merah putih yakni Kota Bengkulu. Hal ini lebih baik ketimbang kita mengangkat nama penjajah tentu ini tak ada semangat yang berkobar nilai-nilai perjuangan,” ucapnya.

Hadirnya Kota Merah Putih, lanjut Dedy, merupakan cara pemerintah melakukan pemerataan pembangunan di Kota Bengkulu.

“Kalau pemerintah pusat sedang menggalakkan IKN, pusat kota baru. Maka Kota Bengkulu juga sudah memulai menyambut program pak presiden dalam pemerataan pembangunan dengan hadirnya Kota Merah Putih. Jadi seluruh kecamatan kita sama perlakuannya tidak ada dibeda-bedakan, hanya saja kita buat pemerataan karena pada prinsipnya agar kota semakin berkembang daerah-daerah yang masih kosong perlu kita percantik,” pungkasnya. (dw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *