Tradisi Berejung, Kesenian Melayu Bengkulu yang Harus Dilestarikan

Berejung, Kesenian Melayu Khas Bengkulu yang Mulai Ditinggalkan. Foto: dok nuansabengkulu.com

Bengkulu – Berejung menjadi salah satu tradisi yang saat ini kian ditinggalkan. Praktisi Rejung umumnya merupakan orang orang yang sudah berusia 50an tahun.

Minat masyarakat untuk melestarikan budaya ini masih sangat kurang. Sehingga jarang sekali ditemukan adanya pelaku seni Rejung berusia muda dibawah 40 tahun.Peneliti Budaya dan Sejarah Bengkulu Prof. Sarwit Sarwono mengatakan tradisi Rejung bukan hanya ada di satu tempat di Bengkulu. Hampir semua wilayah di Bengkulu memiliki tradisi Rejung yang memiliki nama berbeda satu sama lain.

“Sayangnya minat meneruskan tradisi ini sangat minim. Kesenian ini dianggap hanya cocok dilakukan oleh orang tua,” jelasnya

Ia menyebut perlu upaya besar untuk menimbulkan minat anak muda untuk Berejung. Karena perkembangan musik saat ini begitu pesat dan terus berkembang ke arah digital yang begitu inovatif.

“Perlu upasya besar untuk menimbulkan minat anak muda untuk Berejung,” lanjutnya

Saat ini Rejung biasanya tampil pada acara acara khusus. Sejumlah pihak seperti kantor bahasa bahkan mengumpulkan ahli Rejung agar tradisi ini bisa terus dilestarikan.

 (tfk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *