Ini Alasan Mengapa Angka 4 Harus Dihindari di Jepang

Ilustrasi

Mungkin di antara kalian ada yang tahu kalau di Jepang tidak ditemukan angka 4. Masyarakat Jepang umumnya menghindari angka 4, sedangkan di Indonesia kerap menghidari angka 13 sebagai angka sial.

Ada apa dengan angka 4? Fenomena menghindari angka 4 di Jepang disebut ‘Tetraphobia’. Masyarakat Jepang menghindari angka 4 dalam berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk pemilihan nomor-nomor pada kendaraan, nomor telepon, hingga nomor rumah.

Karena itu, jika kalian pergi ke Jepang, kalian tidak akan menemukan lift lantai 4 namun biasanya diganti dengan lantai 3A, 3B dan seterusnya.

Mengutip Liputan6, alasan di balik mengapa angka 4 dihindari karena ia dianggap sebagai angka sial. Kenapa sial? karena pengucapan angka 4 adalah 死 ‘shi’ dalam karakter China, yang berarti ‘kematian’ dalam bahasa Jepang.

Angka 4 bisa diucapkan sebagai ‘shi’ atau ‘yon’ dengan bacaan China atau Jepang. Oleh karenanya, angka 4 mengingatkan orang akan kematian dengan pengucapan yang sama seperti bacaan di China.

Banyak gedung di Jepang menghindari penggunaan angka 4 dalam nomor lantai atau nomor kamar karena dianggap membawa kesialan.

Sebaliknya, angka 4 sering digantikan dengan ‘yon’ atau ‘shi’ yang dinyatakan secara alternatif. Misalnya, nomor 42 bisa diucapkan ‘yonjuni’.

Dalam bisnis pun, penggunaan angka 4 juga harus dihindari. Sejumlah perusahaan menghindari mengunakan angka 4 dalam penamaan produk atau layanan untuk menghindari asosiasi kematian dengan kata lain bangkrut.

Meskipun modernisasi dan globalisasi telah memengaruhi budaya Jepang, penghormatan terhadap tradisi dan kepercayaan tetap kuat.

Penghindaran terhadap angka 4 mungkin tampak aneh bagi beberapa orang, tetapi itu mewakili bagian dari keberagaman budaya dan cara pandang yang membedakan Jepang.

Sebagian orang-orang Jepang percaya dengan mitos angka ini. Untuk mengganti nomor 4, biasanya mereka menggunakan angka 3A sebagai pengganti.

Anehnya hal ini tidak terjadi pada angka satuannya saja, tetapi juga semua bilangan yang terdapat angka 4, seperti 14, 24, 34, dan seterusnya. Oleh karena itu, di Jepang tidak akan menemukan angka 4 pada suatu apa pun jenisnya.

Ada yang lebih menarik, lembaga yang mengurus nomor plat kendaraan bermotor juga tidak mengeluarkan deretan angka tertentu kecuali atas permintaan khusus. Misalnya 42 (shi-ni berarti kematian), atau angka komplit 4219 (shi-ni-i-ku berarti menuju kematian), an 4256 (sh-ni-go-ro berarti waktunya mati).

Selain itu, ulang tahun yang ke-42 dan 49 juga hal yang ditakuti masyarakat Jepang karena beranggapan pada usia tersebut rawan penyakit dan kesialan yang bisa berujung pada kematian. Sehingga banyak yang melakukan ibadah ekstra menjelang usia tersebut. (tfk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *