Kaur, nuansabengkulu.com – Bertempat di Aula lantai tiga Setda, Plt Bupati Kaur Herlian Muchrim, ST membuka kegiatan Desiminasi Audit Kasus Stunting (AKS) tahap I Tahun 2023, Kegiatan yang yag diselenggarakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) ini selain di hadiri TPPS juga di hadiri oleh Tim Pakar yang terdirii dari Ahli Gizi dan Psikolog, serta Koordinator Program Manager Percepatan Penurunan Stuntiung Provinsi Bengkulu Yusran Fauzi, S.Si., M.Kes bersama camat dan Kepala desa yang menjadi lokus AKS, Selasa (26/9/2023).
Dalam sambutannya, Pelaksana Tugas Bupati Herlian Muchrim, ST yang juga Ketua TPPS Kabupaten Kaur mengatakan penanggulangan stunting merupakan program prioritas nasional, untuk itu perlu mendapatkan perhatian, seperti pemantauan status gizi dan perkembangan anak, pengetahuan tentang kesehatan gizi sebelum dan pada masa kehamilan hingga 1000 hari pertama kehidupan.
“Melalui Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting yang diharapkan target penurunan rata-rata 2,7 pertahun dapat tercapai dimana secara teknis perpres tersebut dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (Ran Pasti)” Kata Plt Bupati.
Disampaikan Plt Bupati, faktor penting yang wajib diperhatikan agar upaya penurunan stunting tepat sasaran, yakni tersedianya kualitas data. perbaikan akan menjadi data stunting yang rujukan untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi intervensi stunting, karena stunting ini termasuk urusan kesehatan yang esensial dan berdampak jangka panjang bagi generasi masa depan negara dan daerah ini.
“untuk penanganannya juga perlu melibatkan banyak pihak dan banyak aspek secara berkelanjutan, seperti aspek kesehatan, aspek keluarga, maupun aspek perilaku dengan intervensi spesifik dan terpadu dari semua stakeholder yang terkait” Tutur Plt Bupati.
Pria yang juga akrab di sapa dengan Uda Heri ini juga mengajak TPPS untuk lebih serius, lebih berkomitmen dalam percepatan penurunan stunting, melalui kerja nyata, kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja berkualitas, dengan membangun sinergi, kolaborasi dan akselerasi, bersama masyarakat, swasta, organisasi non pemerintah, dunia usaha, dunia kerja, perguruan tinggi, serta pihak-pihak lainnya. karena tanpa adanya komitmen dan sinergi yang kuat, serta cepat untuk menyelamatkan generasi bangsa ini dari ancaman stunting, maka gerakan hari ini pastinya sia-sia, dan dapat dipastikan kegiatan ini hanya sebatas semboyan tapi miskin gerakan.
“target nasional sampai tahun 2024, menurunkan prevalensi stunting sebesar 14 % untuk tingkat Provinsi Bengkulu sebesar 12,55% pada tahun 2021 angka prevalensi stunting kita sebesar 11,3 % sedangkan pada tahun 2022 angka prevalensi stunting kita naik sebesar 1,1 % menjadi 12,4 % itu merupakan evaluasi dan tanggung jawab kita bersama dimana target kita kabupaten kaur tahun 2024 angka prevalensi stunting menjadi satu digit sebesar 9 %” Terang Plt Bupati.
Dikatakan Plt Bupati, target angka prevalensi stunting 9% merupakan sebuah angka capaian yang cukup besar, namun sangat realistis jika dikerjakan dengan kerja bersama, karena penanganan stunting tanggung jawab bersama, bukan tanggung jawab DP2KBP3A,dinas kesehatan maupun bapeda semata.
Ditingkat desa/kelurahan, bidan desa dan petugas gizi puskesmas bersama-sama dengan tim pendamping keluarga (tpk) untuk melakukan penelusuran, penemuan bayi dan balita berpotensi stunting dengan memaksimalkan penggunaan ESLIMIL (Elektronik Siap Nikah Siap Hamil) dan informasi status gizi dengan menggunakan sistem aplikasi online e-PPBGM (Elektronik Pencatatan Dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).
“kepada tim pakar dan tim percepatan penurunan stunting tingkat kabupaten, kecamatan, kelurahan dan desa, untuk segera susun strategi dan sinergi agar semua lini bergerak cepat dalam penanganan penurunan stunting di kabupaten kaur” Pungkas Plt Bupati.
Sementara itu, Kepala Dinas P2KBP3A Diraswan, S.Sos, M.Si mengatakan AKS Tahap I yang dilaksanakan ini merupakan tahapan desiminasi untuk menyampainan informasi kepada seluruh OPD, terkait sasaran yang menjadi intervensi, diantaranya Ibu Hamil,Ibu Nifas, calon Pengantin, Ibu Menyusui, Baduta dan Balita yang merupakan sasaran audit Stunting.
“seharusnya hari ini ada rekomendasi dari Tim Pakar untuk menentukan Rencana Tindak Lanjut penangan kasus yang ditemukan di dua desa lokus, namun masih belum ada rekomendasi dari dua dokter yaitu Dokter Spesialis Anak dan Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi” terang Disraswan.
Untuk tindak lajutnya Diraswan mengaku akan bertkoordinasi dengan direktur RSUD Kaur untuk secepartnya melakukan RTL supaya OPD terkait percepatan penurunan Stunting bisa melakukan Aksinya. (ADV/er)