Dukung Demokrasi Sehat: Kominfo Ajak Perkuat Persaudaraan

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) kemudian menyelenggarakan Forum Literasi Demokrasi dengan tema “Perbedaan Pilihan Sementara, Persaudaraan Selamanya” yang dilaksanakan di Kota Bengkulu, Rabu 20 Maret 2024. (foto: Kominfo RI)

Bengkulu, 20 Maret 2024 – Pada 14 Februari lalu, Indonesia telah menyelenggakan Pemilu untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, serta anggota legislatif yang akan duduk di DPR RI maupun di DPRD tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Sebagaimana penyelenggaraan Pemilu di tahun-tahun sebelumnya, Pemilu tahun ini pun dengan berbagai dinamikanya pada akhirnya menimbulkan gesekan di tengah-tengah masyarakat. Perdebatan pun tidak terelakkan, saling bersikukuh siapa sosok yang merupakan pilihan terbaik untuk memimpin bangsa ini kedepannya.

Terlepas dari berbagai pro-kontra tentang penyelenggaraan pemilu, Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia masih terus berjuang untuk memperbaiki kualitas demokrasinya. Hal ini bertujuan demi menciptakan kepercayaan dan optimisme masyarakat terhadap para pemimpin yang nantinya terpilih.

Untuk itu, dalam rangka menjaga persatuan dan persaudaraan,  Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus melakukan sosialisasi pasca Pemilu Damai 2024 dalam balutan Forum Literasi Demokrasi dengan tema “Perbedaan Pilihan Sementara, Persaudaraan Selamanya” yang dilaksanakan di Kota Bengkulu, Rabu 20 Maret 2024.

Dalam sambutan tertulisnya, Plt. Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Kominfo  Marroli J. Indarto menyebutkan, meskipun  terjadi perbedaan pandangan politik di masyarakat dalam rangka mendukung pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang berkompetisi, seluruh elemen masyarakat Indonesia harus kembali bersatu, dan segera bersama – sama berbenah untuk membangun bangsa tercinta ini.

“Selalu ingat, perbedaan pilihan hanya sementara, sedangkan persaudaraan adalah untuk selamanya, Jadi sudah waktunya bersama-sama kembali untuk membangun negeri ini dan tetap menjaga dan menghargai pendapat ataupun pilihan orang lain.” ungkap Marroli.

Menurutnya, menghargai perbedaan pilihan adalah cerminan dari nilai-nilai dasar demokrasi. Setiap individu memiliki hak untuk menyatakan pendapat dan memberikan suara sesuai dengan keyakinan dan kepentingannya. Meskipun pilihan masing-masing individu berbeda, sikap saling menghormati merupakan bentuk pengakuan atas hak ini. Dengan saling menghargai, kita menghormati proses demokrasi itu sendiri dan memberikan ruang bagi keberagaman pendapat yang ada.

Pada penyelenggaraan forum diskusi kali ini menampilkan dua orang narasumber yakni Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bengkulu Yulkamra dan influencer dakwah/ tokoh muda, Risyad Baya’sud.

Menurut Yulkamra, sudah sepatutnya setelah masyarakat Indonesia memiliki perbedaan – perbedaan politik dalam perhelatan pesta demokrasi, Pemilu Damai 2024 lalu, saat ini untuk bahu membahu membangun bangsa dengan tetap menjaga persaudaraan. Tidak dipungkiri, suasana Pemilu dapat mengakibatkan gesekan antar pendukung pasangan calon. Dalam kondisi ini, mengedepankan sikap saling menghormati dapat mendinginkan suasana dan mencegah konflik yang lebih besar. Kesadaran akan pentingnya keberagaman pandangan pada dasarnya akan membantu masyarakat untuk fokus pada persamaan tujuan bersama, yakni memilih pemimpin terbaik untuk bangsa dan negara.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) kemudian menyelenggarakan Forum Literasi Demokrasi dengan tema “Perbedaan Pilihan Sementara, Persaudaraan Selamanya” yang dilaksanakan di Kota Bengkulu, Rabu 20 Maret 2024. (foto: Kominfo RI)

“Toleransi amatlah penting, andai toleransi tidak terjalin diantara kita, baik antar umat beragama maupun pemerintah, kita tidak akan bisa berkumpul seperti ini dan kita tidak akan bisa beraktifitas dengan baik. Jadi, mari jaga persaudaraan, bersatu untuk Indonesia lebih maju,” ujarnya, Rabu (20/3).

Bicara soal toleransi tersebut Yulkamra mencotohkan, jika Kota Bengkulu melalui  Forum Kerukunan Umat Beragama tahun 2014 pernah mendapatkan penghargaan Kota Teraman dan Kota Paling Toleransi se-Indonesia meskipun kota ini dihuni oleh berbagai etnis dan agama.

Sementara itu, menurut influencer dakwah, Risyad Baya’sud, toleransi dalam Islam menyebutkan bahwa seorang hamba yang beriman kepada Allah maka dia pasti akan paham dengan tolrenasi.

Maka dari itu lanjutnya, adanya perbedaan merupakan suatu hal yang lumrah dan harus disikapi dengan bijak oleh semua pihak. “Saya selalu bilang bahwa kita harus siap untuk berbeda. Meskipun kita berbeda-beda kita harus tetap bersama sebagai anak bangsa dan bersama-sama pula kita wajib menjaga toleransi dan kerukunan dalam masyarakat.

Risyad menyatakan bahwa manusia pada dasarnya diciptakan oleh Allah berbeda-beda untuk saling mengenal. Dengan saling mengenal kita jadi baik, kalau sudah jadi baik kemudian saling membantu, gotong royong, serta saling memancarkan energi-energi positif pada satu sama lain. “Maka, ketika ada manusia zaman sekarang yang tidak bisa mencerminkan ataupun melakukan kebaikan-kebaikan tadi maka dia sangat jauh dari agamanya,” ujar Risyad.

Melalui forum diskusi ini diharapkan mampu membangun terciptanya situasi yang damai, aman dan kondusif pasca Pemilu Damai 2024 serta semakin memperkuat persatuan dan persaudaraan di tengah-tengah masyarakat dengan saling menghargai segala perbedaan yang ada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *