Cara membuang sampah di Jepang dan Indonesia sangat berbeda. Itu sebabnya, di Kota Okaya Nagano, Jepang tersedia lima bahasa untuk memberikan informasi tentang bagaimana membuang sampah dengan benar. Salah satunya adalah bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia disediakan karena di Nagano banyak warga Indonesia yang bersekolah dan bekerja di sana.
Sebanyak 13 area di dalam Kota Okaya Nagano dipasangi informasi dengan menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini semakin memudahkan para WNI di Nagano, Jepang.
“Kota Okaya di Prefektur Nagano mulai mengubah sekitar 1.000 papan nama di kota yang menunjukkan lokasi pengumpulan sampah dan daur ulang, seperti memasang kode dua dimensi sehingga orang dapat memeriksa cara memisahkan dan membuang sampah di ponsel cerdas mereka dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia,” ungkap sumber Tribunnews.com di Kota Pemda Okaya.
Penjelasan tentang cara membuang sampah, yang dapat dilihat dari kode dua dimensi, tersedia dalam lima bahasa untuk orang asing.
“Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan jumlah kasus di mana aturan tidak diikuti, sehingga tujuannya adalah untuk menunjukkan cara membuang sampah dengan cara yang mudah dipahami bagi mereka yang pindah terutama warga asing yang berdomisili di Okaya Nagano,” jelas sumber tersebut.
Di kota ini, kantong sampah yang tidak mengikuti aturan pemisahan, tidak dikumpulkan oleh vendor, dan di tempelkan stiker peringatan. Kantong sampah dengan stiker dilaporkan oleh kontraktor ke Divisi Lingkungan kota jumlahnya meningkat.
Pada tahun 2021, ada 386 kasus, 609 kasus di ahun 2022, dan 736 kasus di tahun 2023.
Hal ini jumlah orang asing yang tinggal di Nagano makin meningkat dan mereka yang tinggal di apartemen dan tidak menerima selebaran kota, sehingga tidak tahu cara membuang sampah.
Akhirnya pemda memutuskan untuk memposting kode dua dimensi di papan nama titik pengumpulan. Penjelasan dalam bahasa asing adalah dalam bahasa Inggris, Portugis, Indonesia, Tiongkok, dan Vietnam.
Dengan adanya informasi tersebut, diharapkan semakin membuat warga asing mengerti untuk membuang sampah sesuai aturan dan Okaya sebagai Kota Nol Karbon segera terwujud. (tf)