Ulu Musi dalam Sorotan: Ishak Bantah Dugaan Penyalahgunaan

Destinasi wisata alam Ulu Musi. (Foto: joko/nuansabengkulu.com)

Rejang Lebong – Desa Cawang Lama, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, tengah menjadi sorotan. Bukan tanpa alasan, desa ini kini memiliki destinasi wisata alam baru yang cukup menjanjikan, yakni Ulu Musi.

Namun, di balik keindahan alamnya, muncul pertanyaan besar: apakah Ulu Musi benar-benar menjadi aset bagi masyarakat, atau sekadar proyek pribadi yang berkedok wisata?

Kepala Desa Cawang Lama, Ishak, dalam wawancara dengan nuansabengkulu.com, Senin (2/9), meyakinkan bahwa Ulu Musi merupakan hasil kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah.

Adanya kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang terdiri dari 15 pemuda setempat menjadi bukti nyata keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan destinasi ini.

“Destinasi ini tidak hanya menyuguhkan keindahan alam, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Adanya berbagai usaha seperti pemandu wisata, warung kopi, hingga penyewaan alat pemandian, telah membuka lapangan kerja baru,” ujar Ishak.

Fasilitas di Ulu Musi pun terbilang lengkap. Terdapat sejumlah kamar mandi, mushola, dan pondok istirahat yang terbuat dari bahan alami. Wisatawan juga dapat menikmati keindahan sungai dengan berenang atau mencoba aktivitas river tubing.

Namun, di tengah euforia pengembangan wisata ini, muncul polemik di masyarakat. Ada yang meragukan tujuan sebenarnya dari pembangunan Ulu Musi. Isu soal dugaan penyalahgunaan wewenang dan pengayaan diri pun mencuat.

Menanggapi hal ini, Ishak menegaskan bahwa seluruh pembangunan di Ulu Musi telah sesuai dengan aturan yang berlaku dan transparan. Ia bahkan menantang siapa pun untuk memeriksa Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Cawang Lama.

“Jika ada yang merasa saya melakukan kesalahan, saya siap bertanggung jawab. Saya akan mengganti seluruh kerugian dan memperbaiki segala kekurangan,” tegas Ishak.

Ishak juga berjanji akan segera merilis data Pendapatan Asli Desa (PAD) yang diperoleh dari pengelolaan Ulu Musi. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa wisata ini benar-benar memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.

Polemik seputar Ulu Musi ini tentu menjadi perhatian serius. Di satu sisi, keberadaan destinasi wisata baru ini patut diapresiasi karena dapat meningkatkan perekonomian daerah.

Namun di sisi lain, masyarakat perlu memastikan bahwa pembangunan ini benar-benar berpihak pada kepentingan bersama dan tidak merugikan siapa pun.(jk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *