Waspada Virus Kencing Tikus, Dinkes Ingatkan Warga Selalu Jaga Kebersihan

Kadis Kesehatan Kota Bengkulu Joni Hariyadi. (Foto: dok nuansabengkulu.com)

Kota Bengkulu – Masyarakat Kota Bengkulu dihimbau untuk mewaspadai virus kencing tikus atau Leptospirosis yang biasa mulai muncul memasuki musim penghujan. Beberapa daerah di Sumatera, seperti Sumatera Selatan sudah terjadi kasus Leptospirosis yang menyerang masyarakat.

Oleh karena itu Kadis Kesehatan Kota Bengkulu Joni Hariyadi menghimbau masyarakat Kota Bengkulu untuk selalu menjaga kebersihan baik di dalam rumah maupun di sekitar lingkungan tempat tinggal sebagai langkah penting untuk antisipasi dan pencegahan dini merebaknya penyakit kencing tikus tersebut.

“Penyakit kencing tikus itu biasanya terjadi di daerah atau kawasan banjir karena hujan. Jadi kencing tikus yang sudah terinveksi terkontaminasi dengan air dan menular ke manusia. Maka dari itu kita himbau masyarakat untuk menjaga kebersihan, memasang perangkap tikus di rumah bila memang di rumahnya terdapat tikus,” ujar Joni.

Dikatakan Joni, untuk saat ini di Kota Bengkulu belum ada kasus Leptospirosis yang dilaporkan. Namun masyarakat diminta untuk tetap waspada, terlebih jika beberapa hari ke depan Kota Bengkulu dilanda hujan deras dengan intensitas tinggi hingga menyebabkan banjir di beberapa lokasi.

Ia menjelaskan, Leptospirosis adalah penyakit zoonosis akut disebabkan oleh bakteri Leptospira dengan spektrum penyakit yang luas dan dapat menyebabkan kematian.

Leptospira sendiri adalah genus bakteri dari ordo Spirochaeta, famili Leptospiraceae, berbentuk ulir dan memiliki cambuk erak/ flagellum pada kedua ujungnya.

Umumnya kasus Leptospirosis pada manusia dilaporkan dari India, Indonesia, Thailand dan Sri Lanka selama musim hujan.

Hewan apa saja pembawa (reservoir) bakteri Leptospira? Joni menerangkan, hewan yang menjadi reservoir untuk Leptospira adalah sapi, kerbau, kuda, domba, kambing, babi, anjing dan hewan pengerat seperti tikus. Tikus merupakan binatang pertama kali dikenali sebagai reservoir Leptospirosis.

Di Indonesia Leptospirosis disebarkan (terutama) oleh tikus yang melepaskan bakteri melalui urin ke lingkungan. Reservoir yang tahan terhadap infeksi bakteri Leptospira adalah tikus got (Rattus Norvegicus) kebun/ladang (Rattus exulans) dan menjadi sumber penularan pada manusia dan hewan.

“Penyakit itu bisa menular ke manusia melalui genangan air, sungai, danau, selokan saluran air dan lumpur yang tercemar urin hewan (tikus),” jelas Joni.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *