Gita: Pendidikan Bagaikan Bintang yang Bersinar

Gita Oftavia

PENDIDIKAN merupakan segudang ilmu yang panjang prosesnya. Pendidikan itu tidak langsung  dari perkuliahan tetapi memulai pendidikan dari kecil. Seperti TK, SD, SMP, SMA dan barulah Perkuliahan. Sebelum masuk sekolah sudah di ajarkan oleh orang tua dari kecil. Mungkin waktu TK, SD, SMP, SMA yang hampir semua materi guru yang memberikannya dan dijelaskan satu-persatu oleh gurunya.

Dalam pendididkan ini, pendidikan terbagi menjadi dua bagian. Pertama, pendidikan formal dalam arti sekolah dari jenjang terendah seperti taman kanak-kanak (TK), PAUD, SD, SMP, dan SMA. Dimana sekolah di jenjang PAUD biasanya diikuti saat anak-anak berusia 3-5 tahun. PAUD memiliki tata ajaran yang profesional yang sudah terencana oleh lembaga. Yang mana cara belajarnya banyak bermainnya, tetapi permainannya dalam bentuk belajar seperti yang bisa dilihat permainan hitung-hitungan, menghapal huruf dan bernyanyi. Dengan ada pembelajaran di PAUD sehingga dapat membantu anak-anak mempersiapkan anak-anak tersebut kejenjang TK.

Disekolah pendidikan TK ada kesamaan dengan  pendididkan di SD contohnya sudah di sediakan bangku dan meja untuk belajar, sudah menggunakan seragam. Kenapa harus ada TK? TK itu akan mengajarkan anak membaca ejaan, menulis, dan keterampilan tentu akan di pelajari juga. Usia 5-6 sudah bisa masuk di TK, tetapi zaman sekarang berbeda dengan dulu, dulu PAUD satu tahun baru masuk TK, kalau sekarang masuk PAUD satu tahun langsung bisa masuk SD.

Pendidikan jenjang SD bisa di katakan anak-anak yang sudah mempunyai segumpal ilmu yang di dapatkan dari PAUD tadi. Jika pendidikan jenjang PAUD sudah di ikutin dan telah selesai anak-anak bisa dikatakan sudah siap untuk belajar di tingkat sekolah dasar. Di Indonesia usia untuk bisa masuk di sekolah dasar itu minimal 7 tahun, karna di umur 7 tahun, anak ini sudah menempuh pendidikan PAUD dan TK sudah mengerti aturan-aturan dan suasana sekolah itu seperti apa.

Cara belajar di jenjang sekolah dasar sungguh berbeda di PAUD, masa menuntut ilmu di SD selama 6 tahun sedangkan di PAUD hanya 1 tahun. Kurikulum di SD memakai kurikulum standar dinas pendidikan, sehingga anak-anak sudah mulai belajar dengan serius berbeda dengan PAUD anak-anak bisa belajar dengan cara menyenangkan seperti dengan cara bermain. Pendidikan di jenjang SMP dan SMA, jenjang pendidikan ini akan di tempuh dengan syarat sudah lulus dari SD, jika belum lulus tidak bisa menempuh jenjang ini. SMP, SMA dan SMK ketiganya masa belajar selama 3 tahun.

Kurikulum pembelajaran di SMP, SMA atau SMK lebih sulit dari SD, karena harus bisa menyiapkan diri untuk menempuh jenjang yang lebih tinggi lagi seperti perguruan tinggi. Ada perbedaan pembelajaran di SMK seperti anak di tuntut untuk keterampilan untuk bekal di dunia bekerja. Pendidikan jenjang perkuliahan memiliki perbedaan arti yang sangat berbeda dari pendidikan sebelumnya, seperti di tuntut mandiri mencari materi dengan cara membuat makalah hal tersebut sangat jauh berbeda dari SMA yang mana di SMA guru memberi materi dengan sangat detail dan di SMA menggunakan pakaian seragam yang berbeda dengan kuliahan hanya memakai baju bebas tetapi harus sopan.

Zaman sekarang semakin canggih dan modern sekarang perkuliahan menggunakan HP, HP begitu sangat penting untuk anak perkuliahan dimana dengan HP bisa mencari informasi materi, bersosialisasi dengan teman jika tidak tahu apa tugas yang di kerjakan, dan untuk melihat jadwal menggunakan aplikasi di HP, sehingga dengan HP siswa tidak hanya terfokus untuk melihat materi di buku saja, tapi juga bisa mencari tahu materi di HP seperti Google sehingga pengetahun siswa lebih luas.

Hanya saja dengan teknologi yang semakin canggih yaitu HP banyak pengaruh negatif yang muncul dikalangan mahasiswa seperti:

(1). HP akan membuat siswa mengantuk, karena banyaknya yang menarik contoh Tiktok, YouTube, dan chatingan sampai lupa waktu yang sudah larut malam. Sehingga sangking asiknya sampai tidak tidur, sesampainya sekolah anak tersebut tidur fokus saat guru menjelaskan.

(2). Siswa lebih tertarik untuk bermain game online,

(3). Dengan HP menjadi malas belajar dan malas keluar untuk makan,

(4). Banyaknya pengaruh pergaulan bebas,

(5). Banyaknya siswa menonton adegan dewasa secara bebas dimedia informasi yang mana siswa-siswa yang memiliki rasa pengen tahu sehingga iya mencobanya itulah yang akan merusak moral dan akan membuat anak tersebut berhenti sekolah.

Pendidikan non formal, pendidikan tambahan keterampilan atau minat bakat untuk siswa, pendidikan non formal selalu di lakukan diluar jam sekolah. Seperti kesenian dalam bentuk tarian, olahraga permainan contohnya futsal, tenis meja, bola voli, takraw, bola basket dalam bidang keolahragaan ini sangat banyak digemari oleh siswa baik laki-laki mau pun perempuan, puisi, dan debat. Berbeda dengan orang tua yang mendidik dan mengajar bukan dengan cara materi melainkan dengan kasih sayang cara berjalan dan berbicara.

Disekolah bukan saja untuk menuntut ilmu tetapi juga di ajarkan untuk menghargai sesama teman, tidak membeda-bedakan teman, dan selalu menghargai pendapat teman terutama dalam melaksanakan diskusi di setiap kelompok.

Disekolah pasti gurunya akan juga mengajarkan bagaimana tata krama yang baik, etika, serta sopan santun. Dalam dunia menuntut ilmu perkuliahan tidak hanya terfokus pada materi yang di berikan saja tetapi bisa bertanya kepada kakak-kakak yang sudah menempuh di jalan perkuliahan.

Banyak orang-orang bilang perempuan itu tidak patut untuk kuliah karena pada saat bersuami dia akan fokus kepada anak dan masalah rumah tangga. Tetapi tidak selalu perempuan kerjanya cuman mengurus anak dan rumah, perempuan juga bisa sukses. Bukan cuma laki-laki yang bisa bekerja tetapi perempuan juga bisa bekerja di segala bidang.

Tanpa pendidikan dunia akan sulit berkembang dan akan ketinggalan jauh dari negara-negara lain, maka itu di perkuliahan betul-betul diarahkan menjadi manusia yang berkualitas yang akan mampu bersaing dengan orang-orang luar nantinya untuk meraih kesuksesan. Dengan pendidikan akan menjadikan manusia lebih baik, berwawasan, serta mengerti bertanggung jawab dalam menjalankan kehidupan dan kerja keras. Walaupun banyak orang menyandang ilmu orang itu pasti melewati banyak kegagalan dalam masalah pendidikannya.

Kerja keras dari perkuliahan bisa di lihat dari kerja keras orang tua sosok ibu dan sosok ayah, dan sosok teman. Seorang ayah yang selalu banting tulang pagi sampai malam untuk bisa membiayai uang sekolah anaknya agar anaknya menjadi orang yang sukses dan bisa membanggakan kedua orang tuanya.

Walaupun dia hanya seorang petani hujan, panas, sosok ayah tidak mementingkan badannya yang hitam dan lelah di setiap saat, yang mana sosok ayah selalu memberi dukungan dan semangat sedangkan dia tidak tahu apa itu lelah dan sakit dibadannya. Yang dia tahu menyekolahkan anaknya setinggi bintang di langit.

Sosok seorang ibu yang selalu mendoakan anaknya agar selalu di beri jalan yang mudah untuk menggapai cita-citanya dan perjuangan seorang ibu yang selalu bekerja di terik panas hari untuk membantu ayah mencukupi biaya perkuliahan anaknya. Dukungan seorang ibu dan ayah yang sangat di harapkan yang akan membangun sebuah prestasi tanpa rasa lelah dan pantang semangat untuk mewujudkan sebuah kesuksesan. Seorang teman juga sangat di butuhkan untuk memberi semangat dan penguat di sela patah semangat dan butuh teman curhat.

Jika seorang ayah masih mampu untuk melanjutkan anaknya kejenjang perkuliahan, kuliahlah terlebih dahulu karena dunia akan terus maju dan berkembang. Mengapa begitu? Tanpa pendidikan bagaikan minum kopi tanpa gula (pahit), karena hidup zaman sekarang sangatlah susah.

Dari pendidikan dapat banyak berfikir positif untuk memanfaatkan kehidupan. Jangan pernah sombong jika bisa melanjutkan pendidikan perkuliahaan banyak teman-teman di luar sana sukses tanpa kuliah, maka jangan sekali-kali menghina teman di luar sana yang tidak bisa melanjutkan kuliahnya, karna orang tidak tahu kapan dunia berputar dan bersinar.

Banyak yang diluar sana mau melanjutkan pendidikan perkuliahan, tetapi terhalang oleh ekonomi keluarganya. Sehingga berfikir dia akan sukses dengan usaha dan kerja kerasnya walaupun bukan di jalan pendidikan sarjana, tetapi orang tua mana yang tidak menginginkan anaknya untuk melanjutkan pendidikannya. Seorang ibu selalu berkata “ jangan jadi seperti ibu dan ayah yang hanya seorang petani, kamu  harus menjadi orang yang sukses memiliki ilmu yang akan membanggakan ibu dan ayah nantinya”.

Pendidikan perkuliahan yang harus di lewati sebelum mendapat gelar sarjana membutuhkan perjuangan yang amat panjang dari perjuangan magang. Jika melakukan magang di sekolah-sekolah terkadang saat sedang menjelaskan ada yang menertawakan dan memberi ejekan dari siswa, ada ajaran salah atau keliru sedikit akan kena omel dan diberi penjelasan tambahan oleh guru senior.

Perjuangan KKN ini akan di tempuh waktu semester tujuh dan KKN ini dilakukan dengan berkelompok. KKN ini bukanlah perkara mudah. Pendidikan KKN ini bertujuan untuk mengutamakan masyarakat yang belum maju untuk mencari masalah dan mengembangkan masyarakat itu.

Perjuangan membuat skripsi akhir kuliah bukanlah hal mudah dari mulai pagi, siang, sore dan malam tanpa henti untuk menyusun skripsi, jika selesai maka mulai mencari guru pembimbing untuk di nilai benar apa masih ada kata yang kurang di skripsinya. Terkadang sangat susah mencari guru pembimbing dan skripsi tidak diterima sama sekali karena sangking abur adurnya skripsi mahasiswa yang mana kesana kesini untuk memperbaiki skripsi yang sudah di suruh untuk di perbaiki dan ngeprint sampai lupa makan. Jika skripsi juga belum di terima maka akan terus menerus untuk memperbaiki sampai di terima oleh dosen.

Dikala skripsi sudah dinyata bagus, benar dan sudah di tanda tangan oleh pembimbing disanalah ada sedikit kelegaan. Muncullah sidang terakhir yang membuat kegugupan akan pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan oleh dosen penguji.

Sidang berlangsung selama 1 jam lamanya, setelah dinyata lulus dan dapat pujian disanalah lelah yang tadi masih terasa hilang sempurna. Seakan perjuangannya tak sia-sia yang tidak tidur tadinya, mendapatkan hadiah terindah dengan pujian. Sehingga mendapat gelar SP.d dengan nilai terbaik, sebanyak apapun permasalah dan perjuangan yang di lalui jika punya niat dan usaha akan mendapatkan hasil yang indah nantinya dan tidak ada yang tidak mungkin di dunia.

Penulis: GITA OFTAVIA npm (2210013411100)

Prodi: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan ilmu pendidikan universitas Bung Hatta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *