Nuansabengkulu.com | Pasti kalian sudah tahu ya kalau tiga negara ini kerap menggunakan sumpit dalam keseharian. Tiga negara itu adalah Jepang, Tiongkok dan Korea.
Namun tahu kah kalian kalau ketiga sumpit itu memiliki perbedaan? Perbedaan dalam desain, penggunaan dan makna di balik sumpit. Apa saja perbedaannya?
Sumpit Tiongkok dikenal dengan sebutan “kuai zi” terbuat dari beragam bahan, seperti kayu, bambu, atau material lain yang ringan.
Mengutip Kompas.com, sumpit ini memiliki panjang yang bervariasi, tetapi umumnya lebih panjang dibandingkan dengan jenis sumpit lainnya. Kuai zi memiliki desain sederhana dan lurus dengan ujung tajam untuk memudahkan dalam meraih dan mengambil makanan.
Bagian tengah sumpit cenderung lebih tebal untuk memberikan pegangan yang nyaman. Seringkali, kuai zi dihiasi dengan ukiran halus atau warna cerah yang memancarkan pesona budaya Tiongkok.
Sumpit Korea: jeotgarak
Sumpit Korea, dikenal juga sebagai “jeotgarak”. Sumpit ini memamerkan desain yang unik dan elegan.
Biasanya, jeotgarak lebih pendek dibandingkan dengan sumpit Tiongkok dan Jepang. Jeotgarak memiliki bentuk lebih lebar dan lebih datar, seringkali dihiasi dengan ukiran artistik atau warna mencolok yang mencerminkan keindahan seni Korea.
Bagian tengah sumpit Korea umumnya lebih tipis, memberikan kenyamanan saat digunakan. Jeotgarak pertama kali muncul dalam sejarah Korea pada masa Tiga Kerajaan (57 SM – 668 M). Selama periode ini, mereka digunakan sebagai alat makan yang terhormat dan sering kali diberikan sebagai hadiah dalam upacara istana.
Sumpit Jepang: hashi
Penggunaan sumpit di Jepang memiliki jejak sejarah yang panjang. Penggunaannya sudah ada sejak masa Nara (710-794 M) dan Heian (794-1185 M). Awalnya, sumpit digunakan sebagai alat membantu memasak dalam ritual keagamaan, dan penggunaannya kemudian meluas menjadi alat makan.
Sumpit Jepang atau “hashi” dikenal dengan kesederhanaan dan kehalusannya. Sumpit ini biasanya lebih pendek dan ramping dibandingkan dengan jenis sumpit dari negara lain. Hashi memiliki desain sederhana dengan ujung yang datar atau bulat.
Salah satu ciri khas hashi adalah cara memegangnya, di mana jari-jari memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan dan kestabilan saat menggunakan sumpit. (er)