Kaur – Banyak sekali situs peninggalan benda bersejarah yang ada di Kabupaten Kaur, namun masih banyak masyarakat bertanya-tanya tentang kekayaan Kabupaten Kaur. Bukan hanya dari Ikan mungkus, gurita, dan pantai untuk mengetahui identitas Kaur yang sesungguhnya.
Tentunya ada upaya-upaya lain yang harus dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Kaur untuk mempromosikan diri ke Nusantara bahkan mancanegara agar memikat wisawatan baik lokal maupun luar daerah.
Kenapa tidak, lihatlah situs peninggalan Zaman Kolonialisme Belanda di Desa Linau yang dinobatkan sebagai pertahanan (pos pemantauan untuk mengetahui musuh) saat ini masih berdiri kokoh. Tampak jelas seandainya kita berkunjung kesana yang sudah diakui Badan Arkeologi Jambi sedih sekali bukan, yang lucunya lagi apakah orang-orang Bengkulu ter- khusunya Kabupaten Kaur tidak mampu untuk membuka kebenaran-kebenaran yang ada.
Seperti halnya dalam sebuah karya ilmiah yang ditulis oleh Dudung Abdurrahman dengan mengunakan metode penelitian sejarah dengan tekhnik Heuristik (pengumpulan data), kritik sumber, Interpretasi (menguraikan, menyatukan fakta-fakta sejarah yang ada) dan Historiografi untuk mengemas sebuah karya.
Karya tulis ini yang penting kita sampaikan kepada pembaca dan menjadi tahu bahwasanya Kaur mempunyai kekayaan tersendiri.
Berikut daftar situs benda bersejarah dan purbakala Kabupaten Kaur:
1. Rumah Pangeran Chungkai
terletak di Desa Pardasuka Maje, merupakan salah satu pusat pemerintahan Pangeran Chungkai ke-7 lebih dikenal Raja Negara pada tahun 1865 M. Sebagai penerus Dinasti Chungkai di Langit, yaitu bagian dari sembilan Juray Basemah lebar turunan serunting sakti.
2. Rumah Geriya AK Ghani terletak di Desa Muara Sahung Kecamtan Muara Sahung, untuk diketahui rumah ini dibangun pada tahun 1948 dan langsung berfungsi hingga penyerahan kedaulatan RI secara sederhana berbentuk rumah kediaman AK GHANI yang disekelilingnya dibangun barak-barak prajurit. Dibawah komandan Gubernur Militer Adenan Kapau Ghani atau disingkat ” AK GHANI” disini juga dikukuhkan Residen Bengkulu yang pertama warga Kaur, yaitu Tuan Rajamat dari Desa Pulau Panggung Padang Guci Kabupaten Kaur.
3. Makam Sayid Abdul Hadi yang terletak di Desa Binjai Kecamatan Muara tetap, Beliau merupakan tokoh penyiar islam pada tahun 1869-1902 sebagai pengamal Thoriqoh Naqsabandiyah beliau memiliki banyak murid yang dikemudian hari menyebar di Kawasan Kabupaten Kaur. Melalui muridnya Maluk dan Manaf berdakwah ke-padang guci dan sekitarnya. Saat ini kekeramatannya masih terasa banyak orang yang bermunajat disekeliling makamnya sehingga terkabul do’a dan cita-cita tentu saja dia sebagai wasilah pada hakekatnya yang mengabulkan do’a seseorang hanyalah Allah SWT.
4. Batu Empat (batu balai) yang terletak di Padang Guci Hulu, konon Batu balai ini berdiri sejak terbentuknya peradaban sehingga disebut “pangkalloera”, atau Trikuntanilaya yang menurut sejarawan merupakan pemula Sriwijaya 129 M. Mengingat kekerabatannya ia berfungsi sebagai tempat persumpahan tercatat pada tahun 1609 M. Para pemimpin Kaur dalam hal ini Ratu Malim Pangkalloera padang Guci, Kinal, Kedurang dan Pangeran Chungkay serta khalifah empat Semidang bersumpah janji menjalin aliansi barat bersama banten menghadapi penjajah hingga tercatat berhasil mengagalkan pembangunan benteng dan cengkeraman Inggris di Kaur.
Pantas saja Williams Marsden selalu staf khusus Raffles memberikan catatan bahwa persoalan Inggris di Bengkulu yang menegaskan pada tahun 1832 para pemimpin dikawasan Kaur merasa merdeka dari kekuasaan Belanda.
Untuk diketahui oleh masyarakat Kabupaten Kaur, bahwa tulisan ini belum berakhir masih banyak lagi situs yang dirahasiakan oleh penulis karena bukanlah perkara mudah untuk memberikan informasi kepada publik. Tentunya membutuhkan waktu dan dana.
Seperti yang dikatakan Hertawan selaku Kepala Bidang Sejarah dan Kebudayaan di Dinas Pendidikan Kabupaten Kaur 20 September 2019,” Ya, melihat dari situs sejarah yang ada di Kabupaten Kaur sangatlah banyak seandainya ini kita kelola dengan baik dan sebagai ajang event untuk mengenalkan diri tentunya Kabupaten Kaur yang menjadi Prioritas wisatawan, namun saat ini memang kita tidak bisa berbuat apa-apa tidak ada anggaran untuk menjaga dan melestarikan situs sejarah yang ada di Kabupaten Kaur, kita bisa apa coba, ” Ujar Hertawan
Penulis : Eko Ririn Sabirin
Ditulis pada, 14 Oktober 2019. Mengunakan metode ilmu penelitian heuristik.